Suara.com - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan Senin, di tengah optimisme China akan melihat pemulihan permintaan yang signifikan setelah tanda-tanda penularan pandemi virus korona di negara tersebut mereda.
Mengutip CNBC, Selasa (17/5/2022) minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Juli, patokan internasional, ditutup melambung USD2,69 atau 2,4 persen menjadi USD114,24 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melonjak USD3,71, atau 3,4 persen menjadi USD114,20 per barel.
Kota Shanghai berencana untuk membuka kembali aktivitas ekonomi secara luas dan memungkinkan kehidupan normal dilanjutkan bagi 25 juta orang di kota itu mulai 1 Juni.
Namun demikian diperkirakan 46 kota di China masih berada di bawah kondisi penguncian atau lockdown dan akan memukul belanja, produksi pabrik dan penggunaan energi.
"Kita melihat banyak sinyal bahwa permintaan akan mulai kembali di wilayah itu, mendukung harga yang lebih tinggi," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho.
Sejalan dengan penurunan tajam yang tak terduga dalam output industri pada periode April, China memproses 11 persen lebih sedikit minyak mentah, dengan throughput harian mencatat level terendah sejak Maret 2020.
Bensin berjangka Amerika kembali ke level tertinggi sepanjang masa, Senin, karena penurunan stok memicu kekhawatiran pasokan.
Stok dalam Strategic Petroleum Reserve turun menjadi 538 juta barel, terendah sejak 1987, data dari Departemen Energi AS menunjukkan pada Senin.
Baca Juga: Usai Melonjak 5 Persen, Harga Minyak Dunia Terpantau Bergerak Stabil
"Rekor harga bensin yang tinggi tidak menunjukkan tanda-tanda memacu penghancuran permintaan dengan ekonomi Amerika yang tampak cukup kuat untuk mendorong awal driving season yang solid beberapa minggu lagi," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Harga minyak juga mendapat dukungan karena diplomat dan pejabat Uni Eropa menyatakan optimisme mencapai kesepakatan embargo bertahap minyak Rusia meski ada kekhawatiran tentang pasokan di Eropa timur.
Namun, menteri luar negeri Uni Eropa, Senin, gagal dalam upaya mereka untuk menekan Hungaria agar mencabut vetonya atas embargo minyak yang diusulkan, dengan Lithuania mengatakan blok itu "disandera oleh satu negara anggota".
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan blok itu akan membutuhkan beberapa hari lagi untuk mencapai kesepakatan.
"Dengan larangan yang direncanakan oleh UE terhadap minyak Rusia dan peningkatan yang lambat dalam produksi OPEC , harga minyak diperkirakan tetap dekat dengan level saat ini di kisaran USD110 per barel," kata Naohiro Niimura, mitra di Market Risk Advisory.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
Terkini
-
Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
-
Didampingi PNM Urus Dokumen Usaha, Ibu Rantiyem Mantap Kembangkan dan Wariskan Usaha Batik
-
Syarat dan Cara Mengikuti Lelang di Pegadaian, Waktunya Berburu Barang Berharga Murah
-
Purbaya soal Pejabat Kemenkeu Diperiksa Kejagung: Itu Masa Lalu, Bukan Sekarang
-
IHSG Menguat Tipis Sore Ini, Apa Saja Saham yang Cuan
-
Ekonom Buka Data Soal Perlunya Kebijakan Moratorium CHT
-
Gunung Semeru Erupsi, Gimana Nasib Jadwal Penerbangan?
-
Rupiah Lesu Lawan Dolar AS, Karena The Fed Galau Soal Suku Bunga Acuan
-
Karier dan Pendidikan Victor Rachmat Hartono: Bos PT Djarum
-
Purbaya Umumkan Defisit APBN Rp 479,7 Triliun per Oktober 2025, Klaim Masih Aman