Suara.com - Kinerja keuangan PT Goto Gojek Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga Maret 2022 boleh dibilang tak begitu menggembirakan, usai mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022 emiten teknologi belum juga keluar dari arus kas negatif.
Mengutip laporan keuangan yang dipublikasi dari laman keterbukaan informasi BEI, Selasa (31/5/2022) tercatat aset GOTO turun 2,5 persen menjadi Rp151,13 triliun karena akumulasi rugi mencapai Rp85,599 triliun pada akhir Maret 2022.
Kerugian ini naik 7,5 persen dibandingkan akhir Desember 2021, yang tercatat senilai Rp79,129 triliun.
Sedangkan dalam tiga bulan pertama 2022, GOTO mencatatkan rugi bersih yang membengkak 257,4 persen dibanding periode tahun 2021, yang tercatat senilai Rp1,811 triliun.
Secara detail perseroan membukukan kenaikan imbalan jasa sebesar 137,72 persen menjadi Rp3,908 triliun. Lalu, imbalan iklan 4.084 persen menjad Rp544,44 miliar. Demikian juga dengan jasa pengiriman tumbuh 37,53 persen menjadi Rp458,72 miliar.
Berikutnya, imbalan transaksi dan pembayaran naik 99,02 persen menjadi Rp205,83 miliar.
Sehingga pendapatan kotor naik 142,06 persen menjadi Rp5,231 triliun.
Sayangnya, promosi yang diberikan kepada pelanggan membengkak 197,2 persen menjadi Rp3,734 triliun. Hasilnya, pendapatan bersih naik 65,59 persen menjadi Rp1,497 triliun.
Namun, beban pokok pendapatan naik 75,32 persen menjadi Rp1,215 triliun.
Baca Juga: Meski Catatkan Kerugian, Pendapatan GOTO Naik 53 Persen di Kuartal I 2022
Senasib, beban penjualan dan pemasaran melonjak 666,1 persen menjadi Rp3,302 triliun.
Demikian juga dengan beban umum dan administrasi membesar 270,15 persen menjadi Rp2,58 triliun.
Lalu, beban pengembangan produk naik 85,63 persen menjadi Rp995,94 miliar.
Berikutnya, beban penyusutan dan amortisasi membumbung 128,5 persen menjadi Rp761,46 miliar.
Walau perseroan mencatatkan penyesuaian nilai wajar instrumen keuangan senilai Rp1,056 triliun, berbanding terbalik dengan kuartal I 2021 yang mencatatkan beban Rp145 miliar.
Tapi, perseroan harus mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan senilai Rp6,6 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
Perencanaan dan e-RDKK yang Tepat Jadi Kunci Optimalisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Aceh
-
RI Resmi Punya Pembangkit Listrik Paling Canggih Se-Asia Tenggara
-
Bahlil: Permen Minerba akan Prioritaskan UMKM dan Koperasi Lokal, Bukan dari Jakarta
-
Purbaya Minta Tak Perlu Ada Wamenkeu Baru: Dari Pada Saya Pusing
-
Dirut BSI Tunggu Menkeu Purbaya untuk Jelaskan Penyerapan Dana Titipan Pemerintah
-
Investasi Makin Mudah, BNI Tawarkan ORI028 Lewat wondr by BNI
-
Atasi Konflik Tambang, Menkop Usul IUP Timah Dikelola Koperasi Merah Putih
-
Pembiayaan Iklim Jadi Tantangan, Indonesia Butuh USD 28 Miliar untuk Transisi Hijau
-
Pertamina Pastikan Pertalite Tidak Mengandung Etanol
-
Kandungan Etanol di BBM Pertamina Bikin Heboh, Ternyata Sudah jadi Tren Global