Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bersiap memangkas anggaran Kementerian dan Lembaga (K/L) yang tidak masuk dalam program prioritas. Total anggaran yang dihemat ini mencapai Rp24,5 triliun yang bakal dialokasikan untuk dana cadangan.
Aksi hemat-menghemat anggaran ini sebagai bentuk merespons terhadap eskalasi ketidakpastian global akibat kenaikan harga pangan dan energi, sehingga APBN perlu untuk adanya dana cadangan.
"Belanja K/L yang tidak perlu atau yang dianggap tidak prioritas itu bisa dikurangi," kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Seperti diketahui, melalui Surat Menteri Nomor S-458/MK.02/2022, Sri Mulyani meminta kepada K/L untuk memangkas dana belanja tahun anggaran 2022 sebesar Rp24,5 triliun, sebagai cadangan tambahan untuk meredam gejolak ekonomi.
Pada tahun 2022, pemerintah memutuskan mengalokasikan belanja dalam APBN sebesar Rp2.714,2 triliun, ia membantah penghematan anggaran ini dilakukan karena kurangnya tambahan subsidi dan kompensasi oleh pemerintah.
"Tidak, kalau posisi seluruh APBN Kita (tahun 2022) Rp2.750 triliun total belanjanya, dengan kenaikan subsidi dan kompensasi mungkin bisa mendekati Rp3.000 triliun, itu tidak mungkin seluruhnya diakomodasi," katanya.
Sementara itu, Sri Mulyani mengemukakan kebutuhan menjaga daya beli masyarakat dan melindungi pemulihan ekonomi juga menjadi fokus utama pemerintah. Selain di tengah tantangan terbesar ekonomi tahun ini, yakni kenaikan harga barang.
"Sehingga seluruh belanja K/L disesuaikan untuk tujuan itu, sama seperti tahun 2020, fokus kita melindungi rakyat dari pandemi, maka seluruh belanja K/L disesuaikan untuk itu," ujarnya.
Meski demikian, Sri Mulyani memberikan kebebasan bagi seluruh K/L terkait pos-pos anggaran mana saja yang perlu untuk dilakukan penghematan belanja.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Yakin Investasi Jadi Booster Pertumbuhan Ekonomi
"Belanja yang tidak perlu itu dari K/L sendiri yang harus menentukan. Kami tidak menentukan, mereka yang harus membuat prioritas sendiri mana yang harus tetap dilakukan dan mana yang harus ditunda," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025