Suara.com - Pasar saham dunia kini tengah mengalami hari-hari buruk sejak krisis pandemi COVID-19 pada Maret 2020 lalu, lantaran investor khawatir kenaikan suku bunga tajam oleh bank-bank sentral akan mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Kenaikan suku bunga 50 basis poin dari Bank Sentral Swiss (SNB) semalam cukup mengejutkan, membuat mata uang negara itu, franc menguat dan memicu putaran baru kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga global akan mematikan pertumbuhan.
Risiko itu telah memberi yen beberapa dukungan minggu ini, tetapi melemah dan turun hampir satu persen terhadap dolar menjadi 133,27 per dolar pada perdagangan pagi.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang jatuh ke level terendah lima minggu, terseret oleh aksi jual di Australia di mana ASX 200 jatuh 2,0 persen dan berada di jalur untuk penurunan mingguan 7,0 persen.
Nikkei Jepang merosot 2,4 persen, sementara saham di China - di mana kenaikan suku bunga tidak terlalu mengkhawatirkan - adalah pengecualian dengan kenaikan moderat.
Pada Kamis (16/6/2022) malam, Nasdaq merosot 4,0 persen, dan S&P 500 turun 3,3 persen. Saham dunia turun 5,7 persen untuk sejauh minggu ini, di jalur penurunan persentase mingguan paling tajam dalam lebih dari dua tahun.
Bank Sentral Inggris (BoE) juga mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin semalam, lebih kecil dari yang diharapkan, yang hanya berfungsi untuk memperkuat taruhan bahwa kenaikan yang lebih besar akan terjadi kemudian.
"Uang global semakin mahal, dan masih ada jalan untuk pergi," kata ekonom ING Asia Rob Carnell.
Perdagangan di pasar obligasi Jepang yang biasanya tenang telah menjadi liar dalam beberapa hari terakhir karena spekulan menumpuk posisi jual kontrak berjangka dan obligasi tunai dalam taruhan pada BOJ yang menyerah.
Baca Juga: Dokter Top AS Anthony Fauci Positif Covid-19, Ini Gejala yang Dialaminya
Obligasi pemerintah Jepang sepuluh tahun diperdagangkan tepat di atas target imbal hasil de-facto 0,25 persen BOJ pada Jumat pagi.
Meskipun tidak memperkirakan perubahan apa pun, ahli strategi Deutsche Bank Alan Ruskin memperkirakan pasar akan bereaksi keras terhadap setiap perubahan kebijakan.
"Memperkirakan imbal hasil 10-tahun JGB sebesar 50 basis poin dolar/yen turun 5 angka besar pada awalnya (dan) Nikkei jatuh 5,0 persen," katanya.
Melansir Antara, obligasi cukup disorot bersamaan dengan keluarnya utang Jerman setelah kenaikan suku bunga Swiss dan rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mengarahkan pembelian obligasi ke negara-negara pinggiran, sebelum kekhawatiran pertumbuhan memangkas kerugian terberat.
Imbal hasil obligasi Jerman dua tahun menyelesaikan sesi naik 8,5 basis poin menjadi 1,152 persen dan imbal hasil obligasi 10-tahun naik 5 basis poin menjadi 1,703 persen.
Data tenaga kerja dan perumahan AS melemah pada Kamis (16/6/2022), di tengah angka penjualan ritel yang mengecewakan, dengan kekhawatiran memukul dolar dan membantu obligasi pemerintah.
Berita Terkait
-
Update Covid-19 Global: Beijing Berhasil Kendalikan Wabah yang Berawal dari Bar
-
Vaksin Novavax Bisa Menambah Opsi Vaksinasi di AS
-
IHSG Dibuka Melemah, Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot di Angka Rp14.824
-
Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka Anjlok ke Level 6.987
-
Dokter Top AS Anthony Fauci Positif Covid-19, Ini Gejala yang Dialaminya
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar