Suara.com - Menkeu Sri Mulyani mengatakan, sinergi otoritas fiskal dan moneter melalui bauran kebijakan bisa saja kembali dilakukan jika terjadi peristiwa yang membutuhkan penanganan khusus.
"Kalaupun kita kembali menggunakan, harus ada justifikasinya yaitu ada kejadian extraordinary," kata Sri Mulyani saat ditemui di sela-sela pertemuan IMF-WB di Washington DC, AS, Rabu (12/10/2022) waktu setempat.
Menurut dia, sinergi kebijakan fiskal maupun moneter telah berjalan dengan baik serta berkesinambungan selama masa pandemi terutama melalui burden sharing (SKB) untuk pembiayaan APBN.
Bauran kebijakan tersebut terbukti telah membantu APBN dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional, mengingat pandemi tidak hanya memberikan dampak terhadap sektor kesehatan, tetapi juga sektor perekonomian.
Saat masa pandemi lalu, sejumlah insentif bahkan telah diberikan kepada pelaku usaha, korporasi maupun UMKM, termasuk sektor tertentu seperti otomotif dan pariwisata agar perekonomian dapat cepat pulih.
Namun, saat kondisi telah pulih, kata dia, pemerintah akan kembali berupaya merumuskan kebijakan fiskal tanpa mengganggu independensi otoritas moneter untuk menjaga kredibilitas masing-masing.
"Kalau ekonomi sudah relatif pulih, kita harus kembali kepada situasi normal, karena ini bagian dari menjaga kredibilitas dan sustainibilitas dari dua instrumen fiskal dan moneter," kata dia, dikutip dari Antara.
Terpisah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo memastikan sinergi antara otoritas fiskal dan moneter telah terjalin dengan baik selama masa-masa kritis penanganan pandemi.
Koordinasi serupa juga telah dilakukan dalam pengendalian inflasi, terutama ketika perekonomian dihadapkan dengan adanya tekanan inflasi global yang berpotensi meningkat hingga akhir 2022.
Baca Juga: Stagflasi Menjadi Ancaman, Apa Maksudnya?
Menurut dia, kebijakan penyesuaian harga BBM karena faktor geopolitik di Eropa telah membantu bank sentral dalam merumuskan kebijakan moneter yang sesuai dalam pengendalian inflasi.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam Laporan World Economic Outlook terbaru mengingatkan pentingnya sinergi kebijakan fiskal dengan moneter, terutama untuk mengatasi potensi tingginya inflasi global.
"Bertindak sebaliknya akan menghambat upaya pengendalian inflasi, memberikan risiko lebih lanjut, meningkatkan biaya dan mengganggu stabilitas sistem finansial," kata Economic Counsellor IMF Pierre-Olivier Gourinchas.
Berita Terkait
-
Sri Mulyani Sebut Dunia Dalam Bahaya di FMCBG G20
-
China Menolak Disalahkan IMF Terkait Pertumbuhan Ekonomi yang Buruk Tahun Ini
-
Harga Minyak Turun Tiga Hari Berturut-turut, OPEC: Ekonomi Kian Tidak Pasti
-
Krisis Ekonomi Makin Dekat, IMF Desak Pemerintah di Dunia Lindungi Masyarakat Rentan
-
Stagflasi Menjadi Ancaman, Apa Maksudnya?
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!
-
Purbaya Kukuh soal Peringatan Luhut, Tetap Potong Anggaran MBG Jika Tak Terserap
-
Prabowo Bongkar Borok Tambang Ilegal: Negara Dibobol Rp300 Triliun, 'Emas Baru' Dikeruk Habis!