Suara.com - Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan Brahmantio Isdijoso menyebut, skema pembiayaan alternatif, seperti kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) jadi pilihan saat ekonomi yang tidak stabil guna mendukung pembangunan di Indonesia.
“Menjadi sesuatu yang memungkinkan untuk kita menjaga momentum pembangunan infrastruktur secara terus menerus, jika kita menggunakan skema pembiayaan alternatif seperti halnya KPBU,” kata Brahmantio dalam acara "Sharing Session terkait Penerapan Skema Pembiayaan KPBU dalam Proyek Infrastruktur Alat Penerangan Jalan".
Ia berharap, pemerintah daerah, baik tingkat provinsi, kabupaten atau kota, tidak bergantung pada APBN dan APBD dalam pembangunan infrastruktur.
Alasannya, saat ini APBN sedang memikul beban berat di tengah ketidakpastian perekonomian global, akibat pandemi COVID-19, konflik geopolitik Rusia dan Ukraina, serta pengetatan kebijakan moneter.
Ia menambahkan, beban APBN semakin berat karena fenomena kenaikan angka inflasi di banyak negara di dunia, baik negara maju maupun berkembang.
“Kita menghadapi gejolak internasional Inflasi yang, merambah ke kita.Itu membutuhkan upaya bersama-sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk berupaya tidak terlalu membuat pemburukan sosial dan ekonomi masyarakat,” kata Brahmantio, Senin (7/11/2022).
Pada kesmepatan yang sama, dia mengapresiasi upaya Bupati Madiun, dia mengapresiasi upaya Bupati Madiun yang berinisiatif menerapkan KPBU dalam Proyek Infrastruktur Alat Penerangan Jalan (APJ). Ini adalah pembiayaan alternatif pertama proyek APJ yang oleh pemda di Indonesia.
“Kami percaya dengan contoh di Madiun, Ini akan banyak daerah lain yang mengikuti langkah Madiun. Contoh sudah ada, sudah ada tempat untuk bertanya dan berdiskusi,” ujar dia, dikutip via Antara.
Ia berharap, ke depannya berbagai daerah di Indonesia mulai menerapkan skema pembiayaan alternatif melalui KPBU untuk pembangunan infrastruktur, sehingga dapat mengurangi beban terhadap APBN maupun APBD.
Baca Juga: 4 Hari Rapat Di Puncak, DPRD Tetapkan Rancangan Anggaran DKI Tahun 2023 Sebesar Rp 82,5 Triliun
“Yang lebih baik akan membuat kontribusi pengurangan emisi karbon lebih cepat,” kata Brahmantio.
Berita Terkait
-
Serapan Belanja APBD Kota Bandar Lampung Sudah Mencapai 70 Persen
-
DPRD DKI Targetkan APBD 2023 Rampung 28 November
-
Alasan Pemerintah Naikkan Harga Cukai Rokok Hingga Tahun 2024
-
Staf Kemenkeu Sebut Belanja Negara Bisa Terserap Maksimal pada Kuartal IV 2022
-
4 Hari Rapat Di Puncak, DPRD Tetapkan Rancangan Anggaran DKI Tahun 2023 Sebesar Rp 82,5 Triliun
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar