Suara.com - Tingkatkan dukungan dalam mempercepat penurunan stunting di Kota Bontang, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melalui program Pencegahan dan Pengendalian Stunting (PEDALGAS) menggelar rembug tingkat Kelurahan, untuk memastikan integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting bersama Pemerintah dan masyarakat.
VP TJSL Pupuk Kaltim Sugeng Suedi, mengungkapkan kegiatan ini merupakan kesinambungan langkah Perusahaan dalam mendukung program Pemerintah terkait pencegahan dan pengendalian stunting, utamanya pemenuhan gizi pada anak yang mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
Melalui kegiatan ini, kelurahan Loktuan sebagai salah satu lokus penanganan dari Pemkot Bontang didorong untuk dapat melakukan intervensi secara terintegrasi, agar persoalan stunting yang masih terbilang tinggi di wilayah tersebut dapat dikendalikan secara optimal.
"Rembug stunting tingkat Kelurahan penting dilaksanakan, untuk meningkatkan keterlibatan dan peran lintas sektor dalam mendukung program pencegahan serta pengendalian stunting di Kota Bontang, khususnya kelurahan Loktuan," ujar Sugeng.
Dikatakannya, rembug tingkat kelurahan digagas untuk merumuskan sejumlah upaya intervensi gizi yang akan dilaksanakan, sekaligus membangun komitmen bersama seluruh elemen masyarakat agar langkah penanganan stunting secara terintegrasi mampu berjalan dengan lebih maksimal.
Apalagi hal ini merupakan salah satu program prioritas nasional, yang penanganannya butuh aksi multidimensi dan multisektoral. Sehingga Pupuk Kaltim pun mengambil peran melalui kolaborasi multipihak, agar kedepan angka stunting di Kota Bontang bisa ditekan melalui serangkaian upaya.
"Melalui kegiatan ini, Pupuk Kaltim berharap program intervensi penurunan stunting dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, mengingat komitmen bersama secara terintegrasi sangat dibutuhkan untuk mendukung penurunan angka stunting," lanjut Sugeng.
Dirinya menyebut, program PEDALGAS merupakan bentuk kepedulian Pupuk Kaltim bagi pertumbuhan anak di Kota Bontang, sekaligus menekan risiko stunting sejak masa kehamilan. Program ini juga wujud dukungan Perusahaan terhadap pencapaian 17 indikator Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya menghilangkan kelaparan dan segala bentuk mal nutrisi di tahun 2030, serta mencapai kesehatan pangan melalui penurunan angka stunting hingga 40 persen di tahun 2025.
"Dari kesinambungan upaya pada program PEDALGAS, angka stunting yang masih terbilang tinggi di Bontang dapat terus ditekan sekaligus dicegah melalui identifikasi dini risiko pada ibu hamil dan balita," tambah Sugeng.
Baca Juga: Benchmark ke Pupuk Kaltim, PUSRI Belajar Pengembangan Inovasi Sosial dan TJSL
Kasi Layanan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang Nur Asma, mengungkapkan rembug tingkat Kelurahan ini merupakan salah satu dari delapan aksi konvergensi yang harus dilaksanakan untuk pengentasan stunting, sesuai amanat Perpres 72 tahun 2021 yang tertuang dalam Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Penurunan Stunting.
Pada Perpres tersebut dijelaskan peran masing-masing pihak secara bersama dalam penanganan persoalan gizi anak dalam menurunkan angka stunting, mulai dari peran masyarakat hingga stakeholder terkait lainnya.
Berdasarkan Perpres tersebut, intervensi penanganan dari sisi pelayanan kesehatan seperti pemberian makanan tambahan dan sejenisnya hanya 30 persen. Sedangkan untuk 70 persen lainnya berupa keterlibatan masyarakat dan seluruh sektor terkait dalam pencegahan stunting, mulai dari edukasi perilaku masyarakat hingga sanitasi dan air bersih.
"Hal inilah yang perlu kita galakkan agar penurunan angka stunting di Kota Bontang bisa berjalan simultan, mengingat penanganan yang dilakukan membutuhkan waktu dalam jangka panjang," ucap Nur Asma.
Mengacu pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Kota Bontang berhasil menurunkan angka stunting sebesar 5,3 persen, atau meningkat dari posisi 26,3 menjadi posisi 21 pelaksanaan intervensi secara nasional.
Hal ini kata Nur Asma, merupakan bentuk komitmen dan kerja keras bersama melalui kolaborasi multipihak yang terjalin dalam satu tahun terakhir, sehingga angka stunting bisa terus ditekan sesuai program Pemkot Bontang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM
-
Gaji Pensiunan PNS 2025: Berapa dan Bagaimana Cara Mencairkan
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Mendapatkan Apresiasi Berharga
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'