Suara.com - Belum lama ini, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN) Andi Pangerang disorot lantaran dirinya menyindir warga Muhammadiyah di media sosial. Pernyataannya semakin dikecam karena dibumbui dengan ancaman, di mana hal ini adalah komentarnya di akun rekan kerjanya, yaitu Thomas Jamaluddin soal perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Meskipun sudah sempat meminta maaf, namun Andi Pangerang Hasanuddin tetap mendapatkan kritikan dari para warganet. Bahkan beberapa di antaranya juga dibuat penasaran dengan informasi pribadi mengenai pria yang merupakan lulusan Sarjana Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) tersebut, tidak terkecuali mengenai besaran gaji peneliti BRIN.
Gaji Penelilti BRIN
Anggota BRIN tergolong sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), sehingga gajinya turut diatur di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019. Adapun besaran gaji peneliti BRIN dibagi menjadi beberapa golongan yang dilihat berdasarkan pendidikan terakhir.
Dalam Pasal 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2022 tentang Tunjangan Kinerja (Tukin) Pegawai di Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional, disebutkan bahwa pegawai BRIN berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan pegawai lainnya yang diangkat mendapatkan persetujuan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB).
Sehingga, mengacu Peraturan Pemerintah (PP) No. 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedelapan Belas atas PP No. 7 Tahun 1977, gaji pegawai BRIN dibedakan atas golongan yang dilihat dari pendidikan terakhir. Adapun berikut rincian gaji pokok (gapok) peneliti BRIN sama dengan PNS dari instansi lain.
Lulusan SD - SMP
- Golongan I a, adalah Rp 1.560.800 - Rp 2.335.800.
- Golongan I b, adalah Rp 1.704.500 - Rp 2.472.900.
Baca Juga: Polemik Gaji Karyawan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Pengelola Buka Suara: Bukan Pemotongan!
- Golongan I c, adalah Rp 1.776.600 - Rp 2.577.500.
- Golongan I d, adalah Rp 1.851.800 - Rp 2.686.500.
Lulusan SMA – D3
- Golongan II a, adalah Rp 2.022.200 - Rp 3.373.600.
- Golongan II b, adalah Rp 2.208.400 - Rp 3.516.300.
- Golongan II c, adalah Rp 2.301.800 - Rp 3.665.000.
Berita Terkait
-
VIDEO Debat Panas 'Agama Musuh Pancasila' Staf BPIP vs Irma Chaniago, Woy Diem Dulu Nyerocos aja, Romo Itu Welas Asih Jangan Jadi Romo Politisi
-
Cari Suami Baru, Desy Ratnasari Pilih Lelaki yang Punya Gaji di Atas Dirinya
-
Ternyata Segini Gaji Anggota TNI Kopda N yang Bawa 50 Kg Ganja
-
Gaji ASN PPPK di Papua Bisa Tersendat Karena Masalah Ini, Begini Penjelasan Kepala DPPAD Christian Sohilait
-
Polemik Gaji Karyawan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Pengelola Buka Suara: Bukan Pemotongan!
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Untung Rugi Redenominasi Rupiah
-
54 SPBU Disanksi dan 3.500 Kendaraan Diblokir Pertamina Akibat Penyelewengan BBM
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya