Suara.com - PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 81% sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Mengutip keterangan resmi emiten jasa pertambangan ini, Rabu (2/8/2023) kinerja penjualan dan pendapatan usaha UNIQ juga ikut mengalami peningkatan sebesar 49 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan, untuk total asset perseroan mencatatkan kenaikan sebesar 23 persen. Peningkatan asset ini ditopang oleh peningkatan asset lancar sebesar 28 persen dan asset tidak lancar sebesar 19 persen.
Direktur PT Ulima Nitra Tbk Ulung Wijaya menyebutkan bahwa, momentum kenaikan laba bersih ini agar dapat dijaga hingga akhir tahun nanti. Apalagi, menjelang akhir tahun tren kenaikan harga batubara akan cenderung sehingga itu menjadi opportunity bagi perseroan dalam meningkatkan kinerja keuangan.
“Secara omset dan biaya Q2 2023 mencapai kurang lebih 50% dari full year 2022, penyumbang laba bersih bisa mencapai 81% adalah manfaat pajak tangguhan sebesar Rp 5,654 miliar yang menambah pajak 30% dari laba sebelum pajak," kata Ulung.
Selain itu, perseroan berhasil melakukan efisiensi dan penekanan terhadap yang ada salah satunya di harga minyak solar industri dengan diskon 50% di awal bulan Mei 2023.
Ulung menambahkan, saat ini perseroan tengah menjajaki kontrak baru untuk jasa pertambangan di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Jambi. Tapi ia enggan menyebutkan secara detail terkait dengan nilai kontrak yang didapat. Disisi lain, hingga akhir tahun management UNIQ memasang target penjualan sebesar Rp 500 miliar.
“Kontribusi penjualan paling besar berasal dari bisnis jasa pertambangan sekitar 75% dari total omzet. Dan kami manajemen optimistis bisa merealisasikan target tersebut, sesuai dengan kondisi yang bakal terjadi,” tambahnya.
Sementara itu, jika dilihat dari laporan keuangan perseroan tingkat rasio keuangan NPM UNIQ mencapai 7,89% atau lebih besar jika dibandingkan dengan industri yang hanya 6,64%.
Baca Juga: Laba Emiten Tambang NCKL Anjlok 14,64 Persen di Paruh Pertama 2023
Artinya, perseroan memiliki kemampuan untuk mencetak laba bersih jika dibandingkan dengan pendapatan dan penjualannya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan industrinya.
Disisi lain, sampai dengan Q2 2023 perseroan telah melakukan pembelanjaan capex sebesar Rp 124,28 miliar atau 77,7% dari total budget 2023. Dimana, 97,07% digunakan untuk pembelian unit baru serta melakukan general overhaul (GOH) terhadap unit yang lama agar mampu meningkatkan kapasitas produksi operasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani