Suara.com - Aksi masyarakat Pulau Rempang yang berunjuk rasa di halaman Kantor Badan Pengusaha (BP) Batam menolak pembangunan Rempang Eco-City Senin (11/9/2023) juga menuntut Kepala BP Batam Muhammad Rudi untuk dicopot dari jabatannya. Profil Rudi memang identik dengan penegak hukum sebelum akhirnya memimpin BP Batam.
Melansir laman bpbatam.go.id, Rudi sebelumnya merupakan anggota kepolisian. Dia menjabat sebagai Kepala Samsat Kota Batam. Rudi kemudian memutuskan mundur dari instansi tersebut untuk maju dalam kontestasi politik dan menjadi pengusaha.
Akhirnya Rudi terpilih menjadi Wakil Wali Kota Batam (2011 – 2016) dan Wali Kota Batam dalam dua periode (2016 – sekarang). Jabatan Kepala BP Batam dia emban sejak 2019 – sekarang.
Sejauh ini belum diketahui bidang usaha apa yang digeluti pria asal Tanjungpura kelahiran 20 Oktober 1963 tersebut. Namun, selama menjabat sebagai Wali Kota, dirinya dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyat.
Menyikapi aksi masyarakat Pulau Rempang, Rudi pun membuka ruang dialog untuk mendengarkan aspirasi massa. Dilansir dari bpbatam.go.id. dalam dialog yang berlangsung, orang nomor satu di Kota Batam tersebut menegaskan bahwa proyek pengembangan Kawasan Rempang merupakan prioritas pemerintah pusat.
Bukan tanpa alasan, proyek tersebut masuk dalam daftar Program Strategis Nasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI sesuai yang tertuan pada Permenko Nomor 7 Tahun 2023.
“Saya sudah menyampaikan bahwa BP Batam adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat. Saya sudah memberikan tawaran kepada perwakilan masyarakat untuk berangkat ke Jakarta berbicara dengan pemerintah pusat terkait pengembangan Rempang. Namun niat saya itu tak disambut baik,” ujar Rudi di hadapan pengunjuk rasa.
Rudi yang juga menjabat sebagai Wali Kota Batam mengatakan bahwa pihaknya selalu membuka ruang kepada masyarakat untuk berdialog terkait rencana investasi Rempang Eco-City.
Sosialisasi ke masyarakat Rempang pun telah dilakukan BP secara intens sejak beberapa hari terakhir. Sehingga, warga pun mendapat kesempatan untuk menyampaikan apa yang menjadi aspirasinya.
“Ini adalah program strategis nasional, keputusannya ada di pemerintah pusat. Mari kita duduk bersama, saya tidak punya wewenang melebihi dari menteri dan pemerintah pusat,” pungkasnya.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Janji-janji Pemerintah ke Masyarakat Rempang: Rumah Hingga Beasiswa ke Tiongkok
-
Ustaz Abdul Somad Serukan Pembebasan Warga Rempang yang Ditangkap Saat Bentrokan: Mereka Bukan Koruptor!
-
Bos BP Batam Rangkap Jabatan, Kena Sentil DPR: Anggaran Dobel
-
Sentil Pernyataan Mahfud MD, Ainun Najib Sodorkan Bukti Penduduk Rempang Ikut Pemilu
-
Puluhan Siswa SD di Pulau Rempang Takut ke Sekolah Pasca Bentrok Warga vs Aparat, Trauma Gas Air Mata?
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga