Suara.com - Uang jutaan dolar dari dana investasi awal yang dikumpulkan Sam Bankman-Fried hampir habis. Uang yang seharusnya digunakan untuk pengembangan proyek bersama FTX dan Alameda Research itu, disebut dalam laporan Michael Lewis dalam bukunya “Going Infinite".
Penulis itu mengklaim, Bankman-Fried mengumpulkan hampir 170 juta dolar AS dari sekelompok investor yang tergabung dalam komunitas 'Altruisme Efektif' – sebuah jaringan orang-orang yang mencoba menemukan cara terbaik untuk mengembangkan suatu komunitas.
Jutaan dolar dari dana tahap pertama yang dikumpulkan oleh hampir hilang setelah perusahaan perdagangan pertama kali didirikan pada tahun 2017, klaim penulis dalam biografinya tentang Bankman-Fried .
SBF yang saat itu berusia 26 tahun bermaksud untuk menginvestasikan dana ini di pasar kripto yang sedang berkembang dan tidak efisien, dengan harapan mampu menyeimbangkan harga di seluruh pasar dan menciptakan strategi perdagangan frekuensi tinggi (HFT) untuk menghasilkan uang.
Sayangnya, harapan ini pupus setelah Alameda Research yang belakangan diketahui milik mantan pacar dari Bankman-Fried terus menerus mengalami kerugian.
Investor kehilangan lebih dari $500,000 setiap hari selama satu bulan, tulis Lewis, sementara beberapa dana perdagangan lenyap karena pengelolaan dana yang buruk.
Bot yang dikembangkan untuk memperdagangkan hampir 500 token di sekitar tiga puluh bursa ternyata hanya investasi bodong karena tidak mampu beroperasi seperti harapan.
Dikutip dari Coinbase, bot tersebut tidak mampu membedakan antara mata uang kripto yang sangat likuid seperti bitcoin (BTC) dan ether (ETH) dan memecoin yang diperdagangkan dengan sangat tipis – sehingga memicu kekhawatiran di kalangan staf awal Alameda bahwa hal tersebut dapat menghabiskan semua uang yang terkumpul.
Kondisi ini semakin parah setelah petinggi FTX, Gary Wang dan Nishad Singh mengaku bersalah atas penipuan.
Baca Juga: Korban Penggelapan Kembar Rihana-Rihani Cabut Laporan, Mobil Ternyata Digadaikan
Wang dikatakan telah membuat kode sistem perdagangan kuantitatif yang akhirnya mulai menghasilkan uang bagi Alameda, sementara Singh mengumpulkan bagian-bagiannya untuk mengelola perusahaan – menempatkannya pada jalur yang pada akhirnya akan menjadi pertukaran kripto FTX.
Berita Terkait
-
Profil Bro Omen, Youtuber Pendapatan Ratusan Juta yang Jatuh Miskin Akibat Kripto
-
Masyarakat Makin Antusias Investasi Kripto, Pelanggan Aset Didominasi Kaum milenial
-
Suku Bunga Amerika Serikat Ditahan di 5,25-5,50% Sesuai Harapan Pasar, Pasar Kripto Masih Cenderung Stabil
-
Harga Bitcoin Capai 100.000 Dolar AS Tahun Ini?
-
4 Alasan Penambangan Kripto Butuh Listrik Besar, Segini Modalnya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025