Suara.com - Plt Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko sepakat mengembangkan teknologi pascapanen untuk meningkatkan efisiensi hasil pertanian di Indonesia. Dalam kerjasama ini, BRIN dan Kementan sepakat bahu membahu untuk menciptakan inovasi di bidang pangan, dari mulai hulu ke hilir, salah satunya adalah masalah food loss dan waste (FLW).
“Ini juga relate yang sekarang jadi big issue, food losses and waste. Jadi from fram to table. Jadi nanti teknologi pascapanen dari panen sampai terhidang ke meja, Indonesia menjadi salah satu yang terbesar. Sekitar 14% hilang setelah panen (food loss) dan 17% hilang di meja makan (food waste). Jadi total 31% itu hilang. Itu nilai sekitar 550 triliun rupiah,” kata Plt Mentan Arief dalam acara Penandatangan Kesepakatan Bersama di Kantor BRIN, Jakarta, (17/10/2023).
Menurut hasil penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 2021, Indonesia membuang sampah makanan 23-48 juta ton per tahun pada periode 2000-2019 dengan taksiran kerugian ekonomi sebesar Rp 213 – 551 triliun/tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia per tahun. Food loss atau susut pangan adalah bahan pangan yang terbuang dari proses pasol dari petani ke pasar. Sementara itu, food waste atau limbah pangan adalah bahan pangan yang terbuang di pasar ke konsumen.
“Tak hanya inovasi pertanian di hulu, tapi hilirnya juga. Beliau (kepala BRIN) hutang pada saya untuk teknologi iradiasi. Saya ingin menggunakan teknologi iradiasi untuk memperpanjang shelf life,” kata Arief Prasetyo.
Salah satu strategi pengurangan FLW adalah dengan mengembangkan teknologi iradiasi makanan yang saat ini sedang dikembangkan oleh BRIN. Iradiasi makanan adalah metode penyinaran terhadap pangan baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta membebaskan dari jasad renik patogen.
“Penelitian ini tidak hanya fokus pada ekstensifikasi, tapi juga intensifikasi. Termasuk sampai pascapanen tadi supaya setelah dihasilkan bisa tahan lama. Contohnya bawang merah bisa tahan 2-3 bulan sehingga bisa didistribusikan ke berbagai lokasi tanpa harus jatuh harganya,” tambah Kepala BRIN Laksana.
Beberapa contoh bahan pangan yang rencananya akan menggunakan iradiasi makanan untuk memperpanjan waktu shelf lifenya dari 12 komoditas pangan adalah cabai, bawang merah, dan telur.
“Kita harus perbaiki itu semua. Sehingga nanti kedepan kita (Kementan) bersama BRIN ini bisa menjadi lebih baik,” tutup Plt Mentan Arief.
Beberapa poin penting dalam Perjanjian Kesinergian Penyelenggaran Riset dan Inovasi dalam Mendukung Pembangunan Pertanian ini adalah
Baca Juga: Dampak El Nino Terjadi Hingga Akhir Tahun, Ditjen PSP Kementan Kembangkan Optimasi Lahan Kering
(1) Koordinasi dan sinkronisasi program, Riset dan Inovasi di bidang pertanian,
(2) Penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan, serta standarisasi di bidang pertanian,
(3) Pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan, pengkajian, di bidang pertanian,
(4) Pemanfaatan bersama sarana dan prasarana,
(5) Pendayagunaan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dan
(6) Kegiatan lain yang disepakati kedua belah pihak sesuai dengan tugas dan fungsi dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berita Terkait
-
Kementan dan BRIN Berkolaborasi Bangun Ekosistem Pangan untuk Meningkatkan Hasil Pertanian
-
Setelah Dua Ajudannya, Giliran Stafsus Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo Diperiksa KPK
-
140 Importir Sudah Mendapat RIPH dari Kementan
-
Hindari Permainan, Plt Mentan Mau Buka-Bukaan Data Impor Bawang Putih
-
Sambut HPS 2023, Kementan Perkuat Target Produksi Beras hingga 35 Juta Ton Saat Musim Panen akan Datang
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi