Suara.com - Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan secara terbuka membahas tugas baru dari Presiden Joko Widodo untuk memimpin Tim Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (NEPIO).
"Kita akan mempelajarinya. Saya pribadi tidak terlalu khawatir dari segi teknologi. Namun, yang membuat saya khawatir adalah bagaimana jika terjadi gempa di area tersebut? Apakah kita sudah siap menghadapinya? Bahkan di Jepang, mereka juga mengalami kesulitan besar," ungkap Luhut di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, pada hari Jumat (26/1/2024) lalu.
Ia menambahkan, butuh kedisiplinan tingkat tinggi dalam pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Meskipun masih mempertimbangkan, ia tidak ingin pemerintah dituduh menolak proyek nuklir. Luhut menegaskan bahwa pemerintah terbuka terhadap berbagai saran yang masuk.
"Jepang saja menghadapi kesulitan meskipun sangat disiplin. Jadi, biarlah publik yang menilainya nanti. Jangan dibilang bahwa pemerintah menolak, tidak," ungkapnya.
"Kami setuju dengan segala sesuatu yang demi kebaikan republik, tetapi kami harus hati-hati dalam menilainya dan mengambil pelajaran dari pengalaman yang telah kami lalui," ujarnya lagi.
Sebelumnya, penunjukan Luhut telah diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 250.k/hk.02/mem/2021 tentang Tim Persiapan Pembentukan NEPIO. Tim ini adalah tim nasional lintas sektoral yang bertugas mempercepat persiapan dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Anggota tim terdiri dari Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Menteri/Kepala Lembaga terkait, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ESDM, dan Ketua Majelis Pertimbangan Tenaga Nuklir (MPTN).
Tim NEPIO bertanggung jawab langsung kepada Presiden dalam rangka persiapan dan pelaksanaan pembangunan PLTN. Tim ini diinisiasi untuk mendukung pencapaian target transisi energi dan emisi nol bersih pada tahun 2060.
Baca Juga: Tantang Balik Cak Imin Soal Terima Ajakan ke Morowali, Luhut: Telepon Saya, Mau Kapan?
Berita Terkait
-
Pendidikan Mentereng Opung Luhut, Kini Disebut Pemadam Kebakaran Gibran oleh Tom Lembong
-
Tom Lembong Vs Luhut dan Bahlil soal Nikel: Tabiat Elit Politik Sibuk Urus Kepentingan Industri Dibanding Rakyat!
-
Biodata dan Kekayaan Luhut, Disebut Tom Lembong Pemadam Kebakaran Gibran
-
Tantang Balik Cak Imin Soal Terima Ajakan ke Morowali, Luhut: Telepon Saya, Mau Kapan?
-
Disatroni Hotman dan Inul, Luhut Kini Bela Pengusaha Hiburan soal Pajak 75%: Kasihan! 20 Juta Lapangan Kerja Bisa Tutup
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
Terkini
-
Nego Alot, SPBU Vivo Dekati Kesepakatan Beli BBM 100 Ribu Barel dari Pertamina
-
100.565 Rekening Telah Diblokir Terkait Penipuan, Total Kerugian Masyarakat Capai Rp 7,5 Triliun
-
Bos Pertamina Patra Niaga Cek Kualitas BBM di Yogyakarta, Begini Hasilnya
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
ESDM: Meski Sudah Diuji BBM Bobibos Belum Tersertifikasi
-
Pupuk Indonesia Akan Revitalisasi 7 Pabrik Pupuk Tua, Cegah Pemborosan
-
Menteri Bahlil Kebut 18 Proyek Hilirisasi Energi, Target 2026 Jalan
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Bank Indonesia Siaga Jaga Rupiah, Pelemahan Bersifat Temporer
-
Industri Pindar Lokal Cari Pendanaan Investor ke Hong Kong