Suara.com - Industri perbankan Indonesia mengalami transformasi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan pertumbuhan pesat kelas menengah dan ekosistem digital nasional.
Situasi ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi bank-bank berbasis teknologi, tak hanya dalam melakukan inovasi layanan tetapi juga memastikan ketersediaan talenta digital yang semakin dibutuhkan.
Diskursus ini mengemuka dalam diskusi daring bertajuk "The Future of Banking: Career in a Digital Bank" yang diselenggarakan Universitas Prasetiya Mulya.
Pratomo Soedarsono, Head of People & Culture PT Bank Jago Tbk dalam acara tersebut mengungkapkan, Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara yang didominasi oleh kelas menengah yang punya keinginan tinggi menggunakan layanan keuangan dan melakukan pembelian secara digital.
Itu merupakan potensi yang besar bagi industri berbasis digital, termasuk bank berbasis teknologi, untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi calon konsumen tersebut.
“Dengan market yang besar, ada kesempatan bagi bank untuk menghadirkan produk dan layanan yang lebih seamless dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat dalam ekosistem digital,” jelas Pratomo ditulis Jumat (2/2/2024).
Potensi ini yang membuat pasar perbankan digital Indonesia semakin kompetitif, menyusul semakin banyaknya bank yang merilis layanan berbasis aplikasi dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satunya adalah Bank Jago, bank berbasis teknologi yang merancang Aplikasi Jago untuk dapat tertanam dan terkoneksi dengan ekosistem digital, seperti Gojek, GoPay, Bibit, dan Stockbit.
Dalam membangun bank yang sepenuh digital, lanjut Pratomo, Bank Jago tak hanya fokus membangun infrastruktur IT dan banking yang handal dan aman, tetapi juga memastikan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang punya digital mindset dan siap kerja.
Baca Juga: Ramai-ramai Perbankan Sambut Digital Banking Era Industri 5.0
“Sayangnya, pengalaman kami mencari digital talent tidak mudah. Ada keterbatasan SDM yang qualified, baik engineering, data analyst, maupun bankers yang melek teknologi. Tantangan inilah yang coba kami jawab dengan membangun beberapa hal di Bank Jago agar talent-talent bisa membangun karir,” paparnya.
Pertama, Bank Jago menciptakan lingkungan kerja yang baik dan infrastruktur pendukung yang cukup sehingga para talenta bisa mendapatkan pengalaman kerja yang menyenangkan dan memudahkan mereka mengembangkan kapabilitas sehingga dapat tumbuh bersama perusahaan.
“Kami tidak hanya mencari bibit-bibit talent yang punya bakat, tetapi juga membangun kompetensi mereka melalui capability journey. Karena talentanya jumlahnya sangat besar, kami harus membuat kerangka kerja digital agar mereka bisa bekerja dan belajar secara mandiri,” ujarnya.
Kedua, bekerjasama dengan partner-partner strategis, termasuk dengan perguruan tinggi, dalam membangun dan menyediakan talenta-talenta digital yang siap kerja. Antara lain dengan mengembangkan program pembelajaran mandiri berbasis digital Jago Digital Academy.
Jago Digital Academy (JDA) merupakan wadah kolaboratif bagi para talenta di bidang teknologi (tech-talents) dalam mengakselerasi pengetahuan dan kompetensi digitalnya secara mandiri. Melalui program ini diharapkan muncul talenta-talenta unggul di bidang teknologi dan perbankan digital yang siap terjun di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Pratomo menerangkan, JDA saat ini telah mengembangkan program pembelajaran yang mandiri untuk 50 bidang studi, yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembelajaran dan berfokus pada tiga tiga jalur kemampuan teknis: Product Management, Engineering, dan Data Science.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
Terkini
-
Menkeu Purbaya Blak-blakan soal 26 Pegawai Pajak Dipecat: Menerima Uang, Tidak Bisa Diampuni!
-
Begini Nasib Anggaran MBG yang Bakal Ditarik Menkeu Purbaya Jika Tak Terserap
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
9 Kriteria Penerima KJP Pasar Jaya Oktober, Kader PKK dan Guru Non-ASN Dapat Jatah?
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
GIAA Dapat Modal Rp 30,5 Triliun dari Danantara, Citilink Dapat Jatah Terbesar
-
BSI Bongkar Ironi Perbankan Syariah RI: Aset Raksasa, Tapi Penetrasi Pasar Masih Tidur
-
Harga Emas Dunia Cetak Rekor, Diprediksi Masih Terus Meroket dalam Waktu Dekat
-
Promo Superindo: Hari Ini Terakhir, Ada Mami Poko DIapers Diskon Hingga 40 Persen
-
Rupiah Masih Meriang Lawan Dolar Amerika, Sentuh Level Rp 16.617