Suara.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan bahwa kenaikan harga komoditas produk pertambangan pada bulan April 2024 disebabkan oleh meningkatnya permintaan di pasar global.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Budi Santoso, sebagian besar komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar (BK) mengalami peningkatan harga dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Maret 2024. Hal ini berdampak pada penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan BK untuk periode April 2024.
"Beberapa komoditas produk pertambangan yang dikenakan BK pada bulan April 2024 mengalami kenaikan harga. Komoditas tersebut antara lain konsentrat tembaga dan konsentrat seng, sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah konsentrat besi laterit dan konsentrat timbal," ujar Budi dalam keterangannya di Jakarta, pada hari Senin.
Rata-rata harga produk pertambangan yang mengalami kenaikan pada periode April 2024 adalah konsentrat tembaga (Cu ≥ 15 persen) dengan harga rata-rata 3.416,93 dolar AS per WE, naik sebesar 3,36 persen, dan konsentrat seng (Zn ≥ 51 persen) dengan harga rata-rata 634,36 dolar AS per WE, naik sebesar 0,03 persen.
Sementara produk pertambangan yang mengalami penurunan harga rata-rata pada periode April 2024 yaitu konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) (Fe ≥ 50 persen dan Al2O2 + SiO2 ≥ 10 persen) dengan harga rata-rata 51,30 dolar per WE atau turun sebesar 12,77 persen; dan konsentrat timbal (Pb ≥ 56 persen) dengan harga rata-rata 859,68 per WE atau turun sebesar 1,05 persen.
Penetapan HPE produk pertambangan periode April 2024 dilakukan dengan terlebih dahulu meminta masukan/usulan tertulis dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku instansi teknis terkait.
Kementerian ESDM memberikan usulan setelah melakukan perhitungan data berdasarkan harga yang diperoleh pada perkembangan dari Asian Metal, London Bullion Market Association (LBMA), dan London Metal Exchange (LME).
Tag
Berita Terkait
-
Mahfud MD dan Sri Mulyani Sudah Lama Tahu Borok Bisnis Tambang, Kenapa Baru Terbongkar Sekarang?
-
Suaminya Tersangka Korupsi Rp271 T, Sandra Dewi Pernah Bilang Beruntung Nikahi Harvey Moeis
-
Singgung soal Korupsi Tambang, Mahfud MD Malah Kena Semprot Warganet: Kenapa Nggak Dibasmi?
-
Pilihan Politik Sandra Dewi Ikut Dibongkar Publik Lantaran Suami Terjerat Kasus Korupsi, Ternyata Pendukung Paslon 01?
-
Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi, Indonesia Segera Miliki 61 Persen Saham
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
Perencanaan dan e-RDKK yang Tepat Jadi Kunci Optimalisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Aceh
-
RI Resmi Punya Pembangkit Listrik Paling Canggih Se-Asia Tenggara
-
Bahlil: Permen Minerba akan Prioritaskan UMKM dan Koperasi Lokal, Bukan dari Jakarta
-
Purbaya Minta Tak Perlu Ada Wamenkeu Baru: Dari Pada Saya Pusing
-
Dirut BSI Tunggu Menkeu Purbaya untuk Jelaskan Penyerapan Dana Titipan Pemerintah
-
Investasi Makin Mudah, BNI Tawarkan ORI028 Lewat wondr by BNI
-
Atasi Konflik Tambang, Menkop Usul IUP Timah Dikelola Koperasi Merah Putih
-
Pembiayaan Iklim Jadi Tantangan, Indonesia Butuh USD 28 Miliar untuk Transisi Hijau
-
Pertamina Pastikan Pertalite Tidak Mengandung Etanol
-
Kandungan Etanol di BBM Pertamina Bikin Heboh, Ternyata Sudah jadi Tren Global