Suara.com - Presiden Joko Widodo baru saja meneken Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2024 tentang Jaminan Kesehatan. Melalui regulasi baru tersebut, pemerintah akan mengganti sistem kelas 1, 2, 3 dalam rawat inap BPJS Kesehatan menjadi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Namun, benarkah iuran BPJS Kesehatan akan dinaikkan berdasarkan jumlah gaji?
Seorang warganet, @asboediono_id berkicau di Twitter dengan mengkritik kebijakan bahwa Per Juli nanti, besaran iuran BPJS Kesehatan disesuaikan dengan banyaknya gaji, bukan lagi per kelas. Dia juga mengutip pernyataan bahwa harusnya makin tinggi gaji, iuran juga makin besar, maksimal Rp12 juta.
“BPJS menjadi ikutan Tolol, logikanya jika iuran BPJS kemudian harus setara dengan Take Home Pay Peserta, pertanyaannya lalu beban Costs of living Peserta Uangnya dari mana. Lalu bagaimana dengan mereka yang Pensiunan atau employee PHK cara bayarnya bagaimana,” ujarnya dalam cuitan di Twitter.
Mengenai jumlah iuran BPJS sesuai dengan besaran gaji ini, pemerintah telah membuat aturan terpisah. Bagi pekerja sektor formal, mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020, jenis kepesertaannya adalah Pekerja Penerima Upah (PPU).
Jenis ini juga berlaku bagi ASN, TNI, dan Polri. Skema iuran PPU adalah 5 persen dari total gaji. Sebesar 4 persen di antaranya dibayarkan oleh perusahaan dan 1 persen sisanya dibayar oleh karyawan lewat pemotongan gaji.
Batas bawah gaji adalah UMR setempat, sementara batas atas adalah Rp12 juta. Dengan demikian, jika seorang karyawan memiliki gaji Rp12,5 juta maka perhitungan iuran BPJS PPU tetap 5 persen dari Rp12 juta.
Sebagai contoh, jika seorang karyawan berpenghasilan Rp3 juta, maka besaran iuran BPJS adalah Rp150.000. Besaran iuran itu Rp30.000 di antaranya dibayarkan oleh karyawan dan sisanya yakni Rp120.000 dibayarkan oleh perusahaan.
Lain halnya jika Rp12 juta tersebut dihasilkan dari sektor – sektor pekerjaan informal. Maka apabila tidak mendapatkan jaminan kesehatan dari lembaga, pekerja bisa membayarkan BPJS lewat skema Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau pekerja mandiri. Mereka bisa memilih sendiri di antara tiga kategori yakni kelas I Rp150.000, kelas II Rp100.000, dan kelas III Rp35.000. Pemerintah sendiri menyatakan belum akan menghapus sistem pembayaran kelas dengan PBPU meskipun KRIS akan segera diberlakukan.
Website Dinas Kesehatan Yogyakarta menyebutkan KRIS sebagaimana dalam undang-undang diarahkan untuk meningkatkan kualitas layanan terutama rawat inap. Terdapat 12 kriteria kelas rawat inap standar diantaranya meliputi bangunan, ventilasi, pencahayaan ruangan dan kepadatan ruangan.
Baca Juga: Ini Peraturan Kelas Rawat Inap Standar KRIS yang Gantikan BPJS Kesehatan Kelas 1 2 3
Salah satu perubahan yang dilakukan diantaranya adalah menetapkan maksimal satu ruangan hanya boleh 4 tempat tidur dengan kamar mandi di dalam untuk setiap 4 pasien. Kondisi rawat inap kelas 3 pada umumnya saat ini jauh melebihi kondisi ideal yaitu berkisar 6-10 tempat tidur setiap ruangan dan dengan kamar mandi yang berada di luar ruangan tersebut.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
BPJS Kesehatan Diganti KRIS Berlaku Mulai Kapan? Cek Besaran Tarif Barunya di Sini!
-
Berapa Iuran BPJS Kesehatan Setelah Ada KRIS? Ini Rincian dan Besaran Subsidi Pemerintah
-
Mengenal KRIS, Terobosan Baru Bukan Menghapus Kelas BPJS Kesehatan, Cek Aturan Lengkapnya!
-
Apa Itu KRIS? Disebut-sebut Pengganti BPJS Kesehatan
-
Ini Peraturan Kelas Rawat Inap Standar KRIS yang Gantikan BPJS Kesehatan Kelas 1 2 3
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
Terkini
-
Promo JSM Alfamart 12-14 September 2025, Hemat Belanja Bulanan
-
National Australia Bank Pangkas 410 Karyawan, Industri Perbankan Loyo?
-
Peruri Sebut Tata Kelola jadi Isu Penting, Demi Kedaulatan Rupiah dan Transformasi Digital
-
Tren Nasabah Simpan Uang di Safe Deposit Tinggi, Efek Demo Ricuh?
-
Cara Pani Genjot Kualitas SDM Lewat Investasi Jangka Panjang
-
Elon Musk Bakal Kehilangan Gelar Orang Terkaya di Dunia, Ini Penyebabnya
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
IHSG Mulai Perkasa, Bergerak Menguat di Awal Sesi Perdagangan Kamis
-
Masuk Prolegnas, RI Bakal Punya UU Transportasi Online Tahun Ini
-
Strategi Pemerintah Atasi Biang Kerok Kebakaran Hutan