Suara.com - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan rencana penerbitan izin usaha pertambangan (IUP) batu bara untuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Atas arahan dan persetujuan dari beberapa menteri dan Presiden Jokowi, kami akan memberikan konsesi batu bara dengan cadangan yang signifikan kepada PBNU," ujar Bahlil dalam keterangannya yang disiarkan di YouTube Kementerian Investasi pada hari Senin (3/6/2024).
"IUP untuk PBNU akan segera saya teken karena prosesnya hampir selesai. Ini adalah janji saya," tambahnya.
Alasan pemberian izin ini adalah kebanggaan Bahlil terhadap PBNU, yang merupakan organisasi Islam terbesar di dunia dan telah banyak berkontribusi bagi pembangunan Indonesia.
Hal ini lantas menuai polemik di tengah masyarakat, tidak sedikit yang mengkritik PBNU dan membandingkan dengan PP Muhammadiyah yang sukses mengumpulkan pendapatan dari berbagai lini bisnis organisasi.
"Kekayaan SDA kita adalah milik & utk kesejahteraan/kemakmuran seluruh rakyat bukan utk memperkaya perorangan, kelompok atau organisasi tertentu saja. Ada indikasi pelanggaran UUD45 pasal 33 ayat 3," sebut akun X Sudi Rahadi.
"NU kalah sama Muhammadiyah, organisasi yang tak pernah bubarkan pengajian, gak pernah punya kelakuan macem-macem, tapi asetnya guede banget. Tajir tanpa ngemis ke penguasa, mandiri dan independen," tulis Wanda Rosadi.
Sebagai informasi, pada 30 Mei lalu Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) 25/2024 yang mengubah PP 96/2021 mengenai pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara (minerba). Pasal 83A dalam PP tersebut menyebutkan bahwa organisasi masyarakat keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah kini dapat mengelola wilayah izin pertambangan khusus (WIUPK).
Sebelumnya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan pengelolaan tambang oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) akan tetap dilakukan secara profesional melalui sayap ormas yang mengurusi bisnis.
Baca Juga: Eks Orang Dalam Bocorkan Sosok Astral dan Tikus di Istana Negara
Menurut dia pemberian hak kepada organisasi kemasyarakatan untuk mengelola pertambangan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar, yang menyebutkan hak asasi manusia untuk menjadi produktif.
Berita Terkait
-
Bahlil Segera Terbitkan IUP Batu Bara Untuk PBNU Dengan Cadangan Besar: Izinnya Segera Diteken
-
Jokowi Izinkan Ormas Keagamaan 'Main' Tambang, Begini Respons Muhammadiyah
-
Gus Yahya: NU Siap Kelola Tambang
-
Jokowi Izinkan Ormas Keagamaan Kelola Tambang, Ketum PBNU: Kami Siap!
-
Eks Orang Dalam Bocorkan Sosok Astral dan Tikus di Istana Negara
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina