Suara.com - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta persoalan tingkat pengangguran generasi Z (gen Z) hingga hilirisasi menjadi atensi dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun anggaran 2025.
“Kami berharap problem fundamental tersebut menjadi atensi Pemerintah dan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Kebijakan Ekonomi Makro serta Pokok Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN 2025,” kata Said di Jakarta, Selasa.
Dia menyoroti data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan hampir 10 juta penduduk berusia 15-24 tahun atau gen Z menganggur, tidak sekolah, tidak bekerja atau tidak mengikuti pelatihan atau Not Employment, Education, or Training (NEET).
“Anggaran pendidikan 20 persen dari belanja negara harus mampu memberikan keterampilan anak-anak muda kita ini menyongsong masa depan mereka,” ujar dia.
Di samping itu, Said juga menyinggung soal tingkat prevalensi stunting yang masih jauh dari target 14 persen (21,5 persen pada 2023), tingkat kemiskinan ekstrem yang belum dituntaskan, hingga angka kesenjangan sosial atau gini rasio yang masih lebar.
“Kita fasilitasi melalui RAPBN 2025 agar Pemerintah bisa menuntaskannya,” tutur Said.
Lebih lanjut, dia menilai pembangunan infrastruktur dan hilirisasi belum mampu mengubah haluan ekonomi untuk menavigasikan ekspor bernilai lebih tinggi.
Dia merekomendasikan agar insentif pajak atas kebijakan hilirisasi dapat diimbangi dengan kewajiban untuk serapan tenaga kerja Indonesia, alih teknologi, dan memperluas cakupan industri manufaktur nasional. Hal itu bertujuan agar pengelolaan sumber daya alam memberikan nilai tambah luas bagi kemakmuran rakyat.
“Hilirisasi harus menjadi haluan baru kebijakan ekspor dan pengelolaan devisa. Banggar DPR mendukung Pemerintah lebih tegas dan berani mengubah tata kelola devisa untuk kepentingan nasional,” katanya.
Baca Juga: 10 Juta Gen Z Luntang Lantung Jadi Pengangguran, Pontang Panting Cari Kerja Tapi Tak Dapat
Ketua Banggar juga menyoroti agenda kemandirian pangan dan energi yang belum mencapai target dan sektor energi yang masih menghadapi berbagai tantangan.
APBN 2025 akan dilaksanakan oleh Presiden Prabowo Subianto, namun pembahasannya telah dimulai dan disahkan sebelum pergantian kepemimpinan. Untuk itu, dia meyakini pembahasan mengenai poin-poin di atas menjadi hal yang penting.
“Kami ingin membahas beberapa agenda strategis yang kiranya perlu dilanjutkan di era beliau, sehingga mempermudah pemerintahan beliau melakukan penyesuaian untuk pelaksanaan program program strategis tersebut,” jelas Said. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Pengusaha Warteg Khawatir Omzet Anjlok Gegara Kebijakan Ini
-
Emas Antam Terpeleset Jatuh Jelang Akhir Pekan, Cek Rincian Harganya
-
Modus Penipuan Digital Makin Canggih, Ini Strategi Baru Bank Indonesia Melawan Scammer!
-
Harga Emas Hari Ini Naik! Logam Mulia di Pegadaian Mulai Tarik Minat Pembeli
-
Gurita Bisnis Victor Hartono, Pemimpin Grup Djarum: Usaha dan Saham
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir