Suara.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menegaskan bahwa semua aplikasi marketplace atau lokapasar harus mematuhi ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang sistem perdagangan elektronik.
Pernyataan ini disampaikan Jerry menanggapi kekhawatiran Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki tentang aplikasi Temu yang akan segera masuk Indonesia dan dinilai lebih berbahaya daripada TikTok Shop.
"Intinya, selama ada aplikasi atau apapun bentuknya yang tidak mematuhi Permendag 31/2023 dan tidak mengikuti peraturan dari Kementerian Perdagangan terkait komersial, jual beli, transaksi, dan sebagainya, maka tidak boleh beroperasi," ujar Jerry di Jakarta, Kamis.
Jerry menyampaikan bahwa pemerintah telah mengambil tindakan tegas terhadap lokapasar yang tidak mengikuti peraturan, seperti yang dilakukan terhadap TikTok Shop yang tidak memiliki izin dagang elektronik.
Menurut Jerry, Kemendag akan menerapkan tindakan serupa terhadap aplikasi lain yang melanggar aturan.
"Kita sudah praktikan itu, langsung kita hentikan kegiatannya karena memang tidak boleh. Tapi ketika dia sudah punya izin dan dia meng-apply dengan cara yang sesuai dengan prosedur, ya itu tidak masalah," kata dia, seperti yang dikutip Suara.com dari Antara.
Dalam kesempatan yang sama, Jerry mengakubelum mendengar perihal aplikasi Temu masuk di Indonesia. Ia berpesan, jika Temu ingin membuka toko elektronik maka harus mengikuti Permendag 31/2023.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyampaikan kekhawatiran akan masuknya aplikasi lokapasar baru yang dapat menghubungkan langsung antara pabrik di China langsung ke konsumen Indonesia.
"Ini yang saya khawatir, ada satu lagi aplikasi digital cross-border yang saya kira akan masuk ke kita, dan lebih dahsyat daripada TikTok, karena ini menghubungkan factory direct kepada konsumen," ujar Teten di Jakarta, Senin (10/6).
Baca Juga: 5 Modus Penipuan yang Sering Terjadi di Facebook Marketplace
Teten mengungkapkan bahwa aplikasi yang bernama Temu berasal dari China dan sudah tersebar di 58 negara.
Menurutnya, Temu terhubung dengan 80 pabrik di China dan produk-produknya dapat diakses langsung oleh konsumen di seluruh dunia.
Selain itu, Temu dianggap lebih berisiko dibandingkan TikTok Shop karena tidak melibatkan reseller atau afiliasi dalam operasinya.
Berita Terkait
-
Cara Mengenali Penipuan di Facebook Marketplace
-
Intip Wajah Baru Kawasan Dukuh Atas Usai Direvitalisasi
-
Bingung dengan Istilah ISO di Facebook Marketplace? Ternyata Ini Artinya
-
DJKI - Tokopedia Bantu Kembangkan Usaha Produk Indikasi Geografis di Program Geographical Indication Goes to Marketplace
-
5 Modus Penipuan yang Sering Terjadi di Facebook Marketplace
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Perjanjian Dagang Terancam Batal, ESDM Tetap Akan Impor Migas AS
-
PLTU Labuhan Angin dan Pangkalan Susu Tetap Beroperasi di Tengah Banjir Sumut
-
Rupiah Kokoh Lawan Dolar AS pada Hari Ini, Tembus Level Rp 16.646
-
ESDM Mau Perpanjang Kebijakan Pembelian BBM Subsidi Tanpa QR Code di Aceh, Sumut, Sumbar
-
Danantara Rayu Yordania Guyur Investasi di Sektor Infrastruktur Hingga Energi
-
KB Bank dan Intiland Sepakati Pembiayaan Rp250 Miliar untuk Kawasan Industri
-
Klaim Asuransi Bencana Sumatra Nyaris Rp1 Triliun, Ini Rinciannya
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
Pindar dan Rentenir Bikin Ketar-ketir, Mengapa Masih Digemari Masyarakat?
-
Program MBG Jadi Contoh Reformasi Cepat, Airlangga Pamerkan ke OECD