Suara.com - Penerbangan haji tahun ini disorot oleh publik, setelah banyaknya penundaan atau delay berjam-jam. Bukan hanya Garuda Indonesia, maskapai asing Saudi Airlines juga tak luput dari delay.
Pengamat Penerbangan, Gatot Rajardjo menjelaskan, sebenarnya operasional penerbangan haji memang sangat kompleks dibanding penerbangan regular.
Pada dasarnya, lanjut dia, penerbangan haji prosesnya sama seperti operasional penerbangan pada umumnya yaitu mengangkut orang dari satu bandara asal ke bandara tujuan. Namun ada beberapa hal yang membuat penerbangan haji lebih kompleks dibanding penerbangan umum.
"Pertama bahwa penerbangan haji bersifat penerbangan non reguler atau sewa untuk waktu tertentu. Berbeda dengan penerbangan reguler yang berjadwal, maka maskapai yang menerbangkan haji harus meminta persetujuan dulu kepada bandara awal dan tujuan serta meminta slot kepada pengelola slot penerbangan di bandara-bandara tersebut, baik di Indonesia maupun Arab Saudi," ujarnya yang dikutip, Jumat (5/7/2024).
Gatot menyambungkan, untuk penerbangan non haji baik reguler maupun non reguler, permintaan persetujuan bandara dan slot ini lebih mudah karena memang di setiap bandara disediakan slot untuk penerbangan tersebut.
Akan tetapi, untuk penerbangan haji lebih kompleks karena jumlah penerbangannya yang lebih banyak dan waktu operasionalnya yang sempit.
Dirinya mencontohkan, jemaah haji dari Indonesia yang sebanyak 241 ribu orang, dibagi dalam 554 kelompok dan diterbangkan dari 13 bandara embarkasi haji selama sekitar 1 bulan untuk fase keberangkatan dan 1 bulan untuk fase kepulangan.
"Jadi kira-kira setiap bandara tersebut melayani sekitar 2 penerbangan keberangkatan dan 2 penerbangan kepulangan haji tiap hari dengan pesawat berbadan besar yang mampu mengangkut 300-400 penumpang," tutur dia,
Menurut Gatot, kompleksitas lainnya terkait kesiapan maskapainya, baik dari sisi petugas dan awak pesawat, kesiapan armada dan prosedur standar operasinya. Di Indonesia, maskapai yang ditunjuk adalah Garuda Indonesia dan Saudia Airlines.
Baca Juga: Gelombang Pemulangan Tahap II Jemaah Haji dari Madinah Dimulai, Perdana Kloter PLM 10
Bagi maskapai penerbangan, tantangan terbesarnya adalah menyediakan dan mempersiapkan armada dan kru (pilot dan pramugari) serta operasional sesuai standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan.
Di tahun 2024 ini, Garuda Indonesia mengoperasikan sekitar 14 unit pesawat di mana 6 pesawat milik sendiri dan 8 pesawat sewa. Sedangkan Saudia Airlines menggunakan 15 unit pesawat dengan 6 unit pesawat sendiri dan 9 unit sewa.
"Menyewa pesawat sekarang tidak semudah tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Pada saat itu jumlah pesawat dan sparepart-nya banyak tersedia di pasaran. Saat ini jumlah pesawat relatif masih sama, hanya sparepartnya yang jumlahnya sedikit bahkan untuk pesawat tertentu hampir tidak tersedia. Akibatnya banyak pesawat yang tidak bisa terbang, harus menginap di bengkel lebih lama," kata dia.
"Kita harus bersyukur penanganan jemaah haji Indonesia secara keseluruhan relatif lebih baik dibanding negara lain. Bahkan Garuda Indonesia beberapa kali pernah mendapatkan penghargaan dari pemerintah Arab Saudi sebagai maskapai terbaik dalam penerbangan haji," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Perjanjian Dagang Terancam Batal, ESDM Tetap Akan Impor Migas AS
-
PLTU Labuhan Angin dan Pangkalan Susu Tetap Beroperasi di Tengah Banjir Sumut
-
Rupiah Kokoh Lawan Dolar AS pada Hari Ini, Tembus Level Rp 16.646
-
ESDM Mau Perpanjang Kebijakan Pembelian BBM Subsidi Tanpa QR Code di Aceh, Sumut, Sumbar
-
Danantara Rayu Yordania Guyur Investasi di Sektor Infrastruktur Hingga Energi
-
KB Bank dan Intiland Sepakati Pembiayaan Rp250 Miliar untuk Kawasan Industri
-
Klaim Asuransi Bencana Sumatra Nyaris Rp1 Triliun, Ini Rinciannya
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
Pindar dan Rentenir Bikin Ketar-ketir, Mengapa Masih Digemari Masyarakat?
-
Program MBG Jadi Contoh Reformasi Cepat, Airlangga Pamerkan ke OECD