Suara.com - Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa konsumsi Liquid Petroleum Gas (LPG) di Indonesia mencapai 8,7 juta ton pada 2023. Atau naik 1,73 persen dari tahun sebelumnya. Angka ini adalah konsumsi tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Untuk distribusi LPG dibutuhkan kapal tanker super besar atau very large gas carrier (VLGC), dan PT Pertamina International Shipping (PIS) serta BGN, sebuah perusahaan perdagangan komoditas internasional yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan kapasitas pengangkutan LPG.
Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi, PT Pertamina International Shipping (PIS) pekan lalu menandatangani kerja sama dengan salah satu unit usaha BGN untuk membangun dan menambah dua kapal tanker liquid petroleum gas (LPG) raksasa atau very large gas carrier (VLGC).
Penandatanganan kerja sama digelar di Istanbul, Turkiye, oleh CEO PIS Yoki Firnandi dan CEO BGN Trading Emin Imanov pada 1 Juli 2024, dan disaksikan Group CEO BGN Rüya Bayegan.
Dalam kesepakatan kerja sama ini, kedua belah pihak akan membentuk struktur kepemilikan bersama dengan penyedia layanan pengiriman serta penyewaan kapal oleh BGN secara jangka panjang.
Dua VLGC baru direncanakan memiliki kapasitas 88.000 meter kubik, berbahan bakar ganda atau dual-fuel yang dapat dioperasikan dengan bahan bakar minyak dan LPG. Masing-masing kapal berbobot mati (deadweight tonnage/DWT) sekitar 55.000 MT dengan draft sekitar 12 m, dan panjang sekitar 230 m, dan akan dibangun perusahaan pembuat kapal terbesar di dunia, HD Hyundai Heavy Industries Co Ltd.
Guna mewujudkan kerja sama ini, kedua belah pihak tengah mengeksplorasi pendirian perusahaan joint venture baru atau menggunakan perusahaan yang sudah ada untuk kepemilikan VLGC bersama.
"Kami percaya ini akan memperluas pasar baru dan portofolio kargo dari PIS. Inisiatif ini sama pentingnya dengan ekspansi dan implementasi teknologi untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan Pertamina Group," jelas Yoki Firnandi, CEO PIS.
Operasional PIS saat ini berkontribusi terhadap pencapaian Indonesia yang berada di atas rata-rata untuk Global Green Security Index khususnya dalam distribusi energi, keamanan energi, dan aksesibilitas.
Baca Juga: Batik Mandau Jadi Kerajinan Ekonomi Kreatif Binaan PT PHR
Dengan ekspansi yang terus dilakukan, Yoki Firnandi yakin kerja sama dengan BGN adalah langkah yang tepat dalam mengusung visi ketahanan energi nasional.
Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina Group yang turut hadir menyaksikan penandatanganan kerja sama ini menyatakan kolaborasi ini adalah langkah memperkuat kapabilitas operasional perusahaan.
"Tidak hanya itu, kami juga percaya ini akan memperluas pasar baru dan portofolio kargo dari PIS. Inisiatif ini sama pentingnya dengan ekspansi dan implementasi teknologi untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan Pertamina," tandas Nicke Widyawati.
Group CEO BGN Rüya Bayegan menambahkan pihaknya bangga dapat meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan. Serta menilai kerja sama kedua perusahaan dapat berkontribusi dalam memperluas sekaligus mempererat hubungan kedua negara.
"BGN terus melanjutkan peran kunci dalam mengantarkan LPG dan komoditas energi lainnya yang dapat memenuhi permintaan global serta mendorong transisi energi," tukas Rüya Bayegan.
PIS dan BGN sebelumnya telah berkolaborasi dalam pengadaan VLGC Tulip dan Bergenia pada Januari 2024. Kerja sama itu menjadikan PIS sebagai perusahaan pengangkut LPG terbesar di Asia Tenggara.
Berita Terkait
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Kementerian ESDM Ungkap Butuh Dana Rp 61 T untuk Capai Rasio Elektrifikasi 100 Persen
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi