Suara.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai menjalankan program Presiden Terpilih Prabowo Subianto Makan Bergizi Gratis. Salah satunya, mengolah ikan menjadi susu untuk program tersebut.
Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, dipilihnya olahan ikan sebagai susu, karena produksinya tinggi. Produksi perikanan Indonesia selama satu dekade terakhir stabil di kisaran 20-25 juta ton per tahun, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar 2 persen.
Artinya, sumber protein dari sektor perikanan masih melimpah ketimbang sumber protein berbasis darat yang saat ini sebagian besar dari ekspor.
"Ikan telah menjadi sumber protein penting dalam pola makan masyarakat Indonesia,
dan masih ada ruang untuk peningkatan," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (29/9/2024).
Trenggono menjelaskan, Hidrolisat Protein Ikan (HPI) hadir untuk menjawab tantangan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang tidak suka makan ikan karena bau amis, alergi, makannya ribet, berduri dan lain sebagainya.
HPI yang menjadi bahan baku utama susu ikan juga memiliki karakteristik yang multifungsi dan praktis, sehingga dapat mendorong terciptanya inovasi produk pangan lokal unggulan lainnya melalui fortifikasi bahan makanan dan minuman.
"Melalui teknologi ultrafiltrasi, kita dapat menghilangkan komponen yang menyebabkan bau amis dan alergen pada ikan. Hasilnya adalah susu ikan yang tidak hanya aman dikonsumsi tetapi juga tidak berbau amis, menjadikannya lebih diterima oleh masyarakat luas. Salah satu produk HPI adalah minuman protein ikan, seperti SURIKAN, bebas laktosa, dan kaya nutrisi seperti Omega-3, EPA, dan DHA," beber dia.
Ikan yang dijadikan bahan baku susu ikan adalah ikan yang memiliki edible portion atau bagian yang dapat dimakan dalam jumlah sedikit, nilai ekonomi yang rendah, namun ketersediaannya sangat melimpah sepanjang tahun.
Salah satu ikan yang berpotensi dimanfaatkan untuk pengembangan produk inovatif berbasis ikan seperti susu ikan adalah ikan Selar. Produksinya stabil selama beberapa tahun terakhir. Maluku dan Sulawesi Utara adalah produsen terbesar ikan selar.
Baca Juga: Prabowo Kumpulkan Sejumlah Tokoh Di Hambalang, Panggil Para Calon Menteri?
"Apabila kita membandingkan kandungan gizi antara susu ikan dan susu sapi, maka susu ikan memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, yaitu 7 gram per 35 gram takaran saji. Sedangkan susu sapi mengandung 6 gram protein. Susu ikan juga kaya akan Omega-3, dengan 49 mg per takaran saji, asam amino esensial dan non esensial, serta tidak mengandung laktosa, menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang intoleran laktosa," jelas dia.
Di sisi lain, susu sapi memiliki kandungan lemak dan kalsium yang lebih tinggi, serta beragam vitamin. Kedua jenis susu ini menawarkan manfaat yang berbeda tergantung pada kebutuhan nutrisi masing-masing.
"Inisiatif susu ikan ini menunjukkan potensi besar dalam memanfaatkan sumber daya perikanan yang melimpah di Indonesia untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi masyarakat. Dengan kandungan nutrisi yang tinggi dan manfaat kesehatan yang signifikan, produk susu ikan dapat menjadi alternatif penting untuk memenuhi kebutuhan gizi generasi emas 2045," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
Terkini
-
Ekonom Buka Data Soal Perlunya Kebijakan Moratorium CHT
-
Gunung Semeru Erupsi, Gimana Nasib Jadwal Penerbangan?
-
Rupiah Lesu Lawan Dolar AS, Karena The Fed Galau Soal Suku Bunga Acuan
-
Karier dan Pendidikan Victor Rachmat Hartono: Bos PT Djarum
-
Purbaya Umumkan Defisit APBN Rp 479,7 Triliun per Oktober 2025, Klaim Masih Aman
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Bearish Bitcoin: Harga BTC Bisa Turun ke US$67.000 Meski Ada Sentimen Positif
-
Dirut PT Djarum Victor Rachmat Hartono Dicekal Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
-
Syarat dan Cara Pengajuan KUR Syariah di Pegadaian
-
Menkeu Purbaya Ubah Aturan Kompensasi Bantu Arus Kas Pertamina dan PLN