Suara.com - Seiring dengan pertumbuhan pesat sektor konstruksi di Indonesia, isu lingkungan menjadi perhatian utama. Meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur modern tidak dapat dilepaskan dari dampaknya terhadap lingkungan, terutama emisi karbon yang signifikan.
Menanggapi tantangan ini, Mapei Indonesia, perusahaan di bidang bahan bangunan, meluncurkan inovasi terbaru mereka, Keraflex Maxi S1 Zero. Perekat ubin ini merupakan solusi ramah lingkungan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri konstruksi akan material berkualitas tinggi tanpa mengorbankan keberlanjutan.
Keraflex Maxi S1 Zero merupakan perekat ubin pertama di Indonesia yang sepenuhnya mengkompensasi karbon (carbon fully offset). Artinya, emisi karbon yang dihasilkan dari produksi dan penggunaan produk ini telah diimbangi dengan kegiatan pengurangan karbon lainnya.
"Peluncuran Keraflex Maxi S1 Zero merupakan komitmen kami dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia," ujar CEO Mapei, Marco Squinzi Minggu (1/12/2024).
Marco Squinzi menuturkan, Keraflex Maxi S1 Zero merupakan bagian dari lini produk Zero Line yang menggunakan metodologi Life Cycle Assessment (LCA) untuk menghitung dan mengurangi dampak lingkungan sepanjang siklus hidup produk.
Residual emisi karbon dari produk ini diimbangi melalui pembelian kredit karbon bersertifikasi
yang mendukung proyek reforestasi dan perlindungan keanekaragaman hayati.
“Keberlanjutan adalah salah satu pilar yang mendasari berdirinya Mapei. Sebuah nilai yang mengintegrasikan dimensi lingkungan, sosial, dan ekonomi dengan cara yang sinergis dan
baik,” kata Marco dalam keterangan resminya, Kamis (28/11/2024).
“Melalui penelitian dan pengembangan berkelanjutan, Mapei bangga menjadi pionir di sektor ini
dengan memperkenalkan produk ramah lingkungan seperti Keraflex Maxi S1 Zero," sambung dia.
Tidak hanya ramah lingkungan, Keraflex Maxi S1 Zero juga memenuhi standar tertinggi dalam kualitas perekat ubin. Ada beberapa keuntungan atas penggunaan perekat ubin tersebut. Pertama, bebas VOC (Volatile Organic Compounds) sehingga menjamin kesehatan pengguna dan lingkungan. Kedua, daya tahan tinggi sehingga mengurangi kebutuhan perbaikan dan limbah konstruksi.
Terakhir, mengkompensasi karbon sepenuhnya yang berarti semua emisi karbon diimbangi, mulai dari produksi hingga distribusi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
Terkini
-
BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Tahun 2026? Ini Faktanya
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Tren Mudik Hijau Melesat: Pengguna Mobil Listrik Naik Dua Kali Lipat, PLN Siagakan 4.516 SPKLU
-
UMK Tangerang Tertinggi, Ini Daftar Upah Kota dan Kabupaten di Banten 2026
-
Mengapa SK PPPK Paruh Waktu Belum Muncul di MyASN? Ini Solusinya
-
Purbaya Minta 'BUMN Kemenkeu' Turun Tangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
BNPB: Rumah Korban Bencana Aceh dan Sumatera Dilengkapi Sertifikat Tanah Resmi
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok
-
Saham INET Anjlok di Tengah Rencana Rights Issue Rp3,2 Triliun, Ini Penyebabnya