Suara.com - Aplikasi kencan online telah banyak diminati oleh orang yang ingin memiliki kekasih. Hal ini dikarenakan banyaknya yang menggunakan dating online untuk mencari jodoh.
Dilansir Comechat, tahun depan orang yang tidak memiliki kekasih alias jomblo akan meningkat. Hal ini tentu membuat beberapa pendapatan aplikasi kencan akan naik.
Adapun, pasar aplikasi kencan mengalami pertumbuhan pendapatan yang stabil dari 1,69 miliar dollar AS pada tahun 2015 menjadi 3,08 miliar AS pada tahun 2020.
Pertumbuhan tersebut selanjutnya diproyeksikan menjadi 7,22% per tahun, mencapai angka 8,5 miliar dollar AS pada tahun 2022. Sedangkan pada tahun 2025 keuntungan mencapai 11,28 miliar dollar AS atau sekitar Rp184 triliun.
Tidak mengherankan bahwa pasar aplikasi kencan telah mengalami banyak inovasi dalam dekade terakhir, dengan berbagai jenis model bisnis dan metode monetisasi.
Selain itu aplikasi kencan terus berkembang setiap kuartal. Banyaknya yang mendaftar dan ingin memiliki jodoh membuat perusahaan online makin mendapatkan keuntungan.
Salah satunya adalah aplikasi Tinder yang dari tahun 2020 sudah meraup keuntungan mencapai 1,35 miliar dollar AS.
Hal ini berasal dari 66 juta pengguna yang aktifnya menggunakannya. Diperkirakan pendapatan tersebut akan meningkat seiring banyaknya yang belum menemukan jodoh.
Selain aplikasi Tinder ada Bumble yang banyak digunakan oleh wanita. Aplikasi kencan ini berfokus pada wanita, dengan basis pengguna yang terus bertambah.
Baca Juga: Bisa Untung Miliaran, Berapa Modal Awal Buka Bisnis Operasi Plastik?
Pendapatan mereka pada 2021 mencapai 165,6 juta dolar AS dengan peningkatan sebesar 31%. Mereka melaporkan 2,7 juta pengguna berbayar. Selain itu diprediksi pendapatan mereka akan naik di tahun depan.
Sementara itu, dengan banyaknya aplikasi kencan online yang untung membuat banyak pengusaha tertarik memperluas bisnis tersebut.
Dalam membuat aplikasi kencan memerlukan pemikiran yang cermat tentang bagaimana aplikasi tersebut dapat dimonetisasi dan apa yang paling sesuai untuk audiens target Anda.
Fitur yang Anda tambahkan ke aplikasi kencan akan bergantung sepenuhnya pada metode monetisasi dan model bisnis Anda.
Dengan pesatnya pertumbuhan kencan daring, terutama setelah pandemi, pasar ini diperkirakan akan tumbuh lebih jauh dan merupakan peluang bisnis yang bagus.
Berita Terkait
-
Pasar Kosmetik Indonesia Tembus Rp 34,6 Triliun di Tahun 2025
-
Demi Cuan, Sarwendah Rela Live Streaming Sampai 14 Jam Sehari
-
Gelar RUPSLB, CRSN Tambah Portofolio Bisnis
-
Anak Muda Indonesia Ini Tawarkan Model Bisnis Berbasis Kepercayaan dan Data
-
Jakarta IP Market 2025 Siap Digelar, Hubungkan Karya, Bisnis, dan Dunia
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
ASN Bolos, Hak Pensiun Langsung Hilang
-
Aset Kripto Masuk Jurang Merah, Tekanan Jual Bitcoin Sentuh Level Terendah 6 Bulan
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
-
Prabowo Panggil Dasco 2 Kali Sepekan: Urusan Perut Rakyat Jadi Taruhan
-
Bos OJK: Ada Tiga Cara Perkuat Pasar Modal Indonesia, Ini Kuncinya
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi Jumat, Cermati Saham-saham Ini
-
Alasan Menkeu Purbaya Ngotot Gali Pajak dari Ekspor Emas
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Pengusaha Warteg Khawatir Omzet Anjlok Gegara Kebijakan Ini