Suara.com - Indonesia menghadapi tantangan serius di sektor manufaktur dengan penutupan beberapa pabrik besar pada awal tahun 2025.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak ekonomi dan sosial yang luas, termasuk potensi hilangnya ribuan pekerjaan di era Presiden Prabowo Subianto.
Terbaru, raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Srtiex) yang harus menutup operasional pabrik mereka pada 1 Maret 2025. Kondisi keuangan hingga tumpukan utang yang nyaris Rp30 triliun menjadi pemicunya.
Kondisi membuat hampir 11.000 ribu buruh Sritex harus menghadapi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Jumlah karyawan Sritex yang terkena PHK sebanyak 10.665 orang. Urusan pesangon menjadi tanggung jawab Kurator. Sedangkan jaminan hari tua, menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan,” kata Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo, Sumarno dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat (28/2/2025).
Secara rinci pekerja yang terkena PHK pada Januari 2025 di PT Bitratex Semarang adalah 1.065 orang, lanjut ke PHK pada 26 Februari 2025 terdapat pekerja PT Sritex Sukoharjo sebanyak 8.504 orang, PT Primayuda Boyolali sebanyak 956 orang, PT Sinar Panja Jaya Semarang sebanyak 40 orang dan PT Bitratex Semarang sebanyak 104 orang yang terkena PHK. Dengan begitu jumlah total PHK adalah 10.665 orang.
Sebelumnya, PT Sanken Indonesia juga memilih ikutan menutup semua lini produksinya di kawasan industri MM 2100 Kabupaten Bekasi, Jawa Barat per Juni 2025. Akibat penutupan pabrik ini, 459 buruh Sanken terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Kerugian yang terus menerus sejak 2019 menjadi pemicu utamanya. Meski akan ditutup pada Juni mendatang, manajemen Sanken telah menyelesaikan masalah kepegawaian sesuai regulasi yang berlaku kepada para buruh yang terdampak.
Nasib yang sama juga dialami PT Yamaha Music Product Asia dimana harus rela menutup 2 pabriknya karena kondisi yang tak menguntungkan.
Baca Juga: Selamat Tinggal Sritex! Raksasa Tekstil yang Resmi Bangkrut
Kondisi ini membuat 1.100 buruh terancam PHK. Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz. Dia mengatakan, dua pabrik Yamaha divisi musik akan tutup pada Maret dan Desember 2025 ini.
Perusahaan akan memindahkan basis produksi kedua pabrik itu ke China dan Jepang.
Sementara itu PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), perusahaan smelter nikel yang berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah, juga dilaporkan mengalami penurunan produksi yang signifikan dan berpotensi mengalami kebangkrutan.
Ancaman ini muncul akibat keputusan perusahaan untuk memangkas produksi nikel secara signifikan. Kondisi ini membuat sejumlah alat berat perusahaan terpakir secara rapi.
Dalam laporan Bloomberg disebutkan bahwa, PT GNI telah menunda pembayaran kepada pemasok nikel lokal, sehingga kesulitan memperoleh bijih nikel.
Kondisi ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, setelah perusahaan induknya Jiangsu Delong Nickel Industry Co mengalami masalah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Menkeu: Itu Suara Sebagian Kecil Rakyat
-
Menkeu Baru: Sukar Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tahun Ini, Pak Presiden
-
Menkeu Purbaya Punya Kekayaan Rp 39 Miliar, Koleksi 4 Mobil Mewah
-
BPJS Kesehatan Boyong Golden Trophy 2025, GRC Jadi Kunci Layanan
-
Saham Emiten Rokok Terbang Tinggi saat Perbankan Ambruk: Efek Sri Mulyani Diganti?
-
Harga Emas Antam Tembus Rp2 Juta per Gram! Ini 5 Fakta di Balik Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
-
Purbaya: Tidak Terlalu Sulit Memperbaiki Ekonomi yang Lambat
-
Waspada! Rupiah Besok Diramal Merosot Setelah Reshuffle Kabinet
-
Kaget Dilantik jadi Menkeu, Purbaya: Saya Pikir Saya Ditipu!
-
Asing Bawa Kabur Dana Rp 543,7 Miliar dari Pasar Saham di Tengah Reshuffle Kabinet