Suara.com - Perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan buka kembali Selasa (8/4/2025) besok usai melewati libur panjang Lebaran 2025. Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menaikkan tarif impor sejumlah negara termasuk Indonesia, diprediksi menjadi penyebab potensi IHSG anjlok.
Kebijakan Trump yang proteksionis ini sontak menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor terkait dampaknya terhadap arus perdagangan internasional, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas pasar modal.
Menanggapi hal ini, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengeluarkan pernyataan tegas yang menyerukan kepada para investor dalam negeri untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menyikapi kebijakan tersebut.
"Investor agar tidak panik. Lakukan analisis secara cermat dan mengambil keputusan investasi secara rasional," kata Jeffrey melalui pesan singkatnya dikutip Senin (7/4/2025).
Diketahui, reaksi pasar global terhadap kebijkaan ini cukup signifikan. Indeks-indeks saham utama di berbagai belahan dunia menunjukkan volatilitas yang meningkat, dengan kecenderungan melemah akibat sentimen negatif. Nilai tukar mata uang negara-negara berkembang juga mengalami tekanan terhadap Dolar AS, yang dianggap sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian global.
Saham sejumlah negara Asia anjlok ketika dibuka pada Senin (7/4) pagi. Tren lemah ini terus berlanjut sejak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, merilis tarif impor baru pekan lalu.
Diberitakan Channel News Asia, pembukaan indeks acuan Jepang Nikkei 225 masih merosot hingga 7,8 persen. Indeks yang melacak 225 perusahaan besar Jepang itu mencatat level terendah sejak akhir 2023.
Indeks acuan Korea, Kospi, juga anjlok lebih dari 4,8 persen setelah dibuka. Perdagangan bahkan sempat dihentikan selama lima menit demi mencegah panic selling. Hal serupa terjadi di Taiwan ketika indeks Taiex meloyo hingga lebih dari 9,7 persen setelah pembukaan.
Indonesia Diminta Mendekat ke BRICS Setelah Kebijakan Trump
Baca Juga: Samsung Pede Tarif Impor Donald Trump Tak Pengaruhi Produknya
Ekonom dan praktisi pasar modal Hans Kwee menyarankan agar Indonesia meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) sebagai respons atas kebijakan tarif impor tinggi yang diterapkan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, langkah ini penting untuk membuka sumber pendapatan baru di tengah tantangan perdagangan global.
Hans Kwee menjelaskan bahwa kebijakan tarif impor AS dapat berdampak negatif terhadap perekonomian dan pasar keuangan Indonesia. Oleh karena itu, diversifikasi mitra dagang, khususnya dengan negara-negara BRICS, menjadi strategi penting untuk mengurangi ketergantungan pada AS.
"Indonesia perlu memperkuat perdagangan dengan BRICS untuk mencari peluang baru setelah penerapan tarif tinggi oleh AS," ujarnya dalam wawancara dengan Antara di Jakarta, Kamis.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang solid di antara negara-negara BRICS, kerja sama ini dapat menjadi alternatif untuk menjaga stabilitas ekspor dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. "Tentu kebijakan tarif ini negatif bagi ekonomi dan pasar keuangan Indonesia, apabila tidak segera diubah Trump," ujar Hans, dikutip dari Antara.
Menurut dia, kebijakan itu berpotensi menurunkan neraca ekspor Indonesia, sehingga dapat menurunkan surplus neraca perdagangan Indonesia ke depan. "Pasti akan ada penurunan ekspor, dan mengurangi surplus perdagangan Indonesia," tuturnya.
Dalam penerapan tarif impor oleh AS itu, Hans memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan melemah, seiring dengan terjadinya penguatan dolar AS terhadap mata uang negara lain.
Sementara itu, untuk pasar saham, ia memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi akan terkoreksi pada saat perdagangan Bursa, Selasa (8/4/2025), mengikuti pelemahan bursa saham di tingkat global. Pasalnya kebijakan kenaikan tarif bukan hanya dikenakan di Indonesia, tetapi juga China, Vietnam, Thailand, dan Kamboja.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Gawat! Rupiah Hampir Tembus Rp17.000: Efek Trump Bikin Panik Pasar?
-
Saran Rocky Buat Prabowo 'Lawan' Tarif Trump: Kuatkan Diplomasi, Jadikan Dino Patti Djalal Dubes
-
ASEAN Harus Bersatu Lawan Tarif AS!
-
Lebih 50 Negara Protes Tarif Impor AS, Minta Negosiasi
-
Samsung Pede Tarif Impor Donald Trump Tak Pengaruhi Produknya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan