Suara.com - Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan ticker code BRIS naik 28,21% secara month to month ke level Rp3.000,- pada penutupan perdagangan Selasa (6/5). Kenaikan harga saham BRIS tersebut ditopang oleh inflow dari investor asing, sejalan kinerja positif perseroan sepanjang Triwulan I 2025.
Pada hari ini, volume perdagangan saham BRIS mencapai 56,93 juta lembar saham, menempatkan BRIS sebagai saham movers dalam indeks LQ45, sedangkan IHSG ditutup pada posisi 5,48% secara month to month.
Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menjelaskan bahwa kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan inflow dari investor asing sebesar Rp147,2 miliar sepanjang 2025.
"Ekspektasi kinerja positif perseroan didorong transformasi digital dan peningkatan market share seiring dengan kinerja fundamental BSI yang solid. Pada Maret 2025, BSI berhasil menjaga momentum pertumbuhan bisnis," kata Wisnu dalam siaran pers yang diterima, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Transformasi layanan digital mendorong peningkatan berbasis fee (fee based income/FBI) dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan laba bersih perseroan menjadi Rp1,88 triliun, tumbuh 10% secara year on year (YoY). Peningkatan kinerja juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis emas menyusul ditetapkannya BSI sebagai bank emas pertama oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025 lalu.
Pertumbuhan BSI Emas melalui BYOND by BSI naik signifikan di mana hal tersebut didorong tren pembelian emas oleh nasabah dan kesiapan produk emas BSI. Secara pertumbuhan nasabah juga terjadi peningkatan signifikan di sekitar 28% menjadi sekitar 119 ribu nasabah per Maret 2025 dan saldo emas BSI pada posisi 621 kg.
Dari sisi pertumbuhan, per posisi Maret 2025 bisnis emas di BSI melesat 81,99% YoY ke level Rp14,33 triliun. Cicil Emas mendominasi pertumbuhan bisnis emas mencapai Rp7,37 triliun, tumbuh 168,64% YoY. Gadai Emas mencapai Rp6,96 triliun tumbuh 35,65% YoY. Bisnis emas mampu memberikan kontribusi fee based income perusahaan sebesar 17,81%. Pendapatan fee based lainnya dari bisnis e-chanel dan treasury juga meningkat.
Wisnu menambahkan bahwa bisnis emas menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan bisnis BSI saat ini. Emas menjadi penting karena merupakan bagian dari pertumbuhan anorganik dan menjadi krusial disaat kondisi ekonomi yang cukup menantang saat ini.
"Ke depannya bisnis emas akan menjadi new growth engine di segmen pembiayaan konsumer dan bagian dari diversifikasi portofolio untuk menjaga stabilitas pendapatan perusahaan. Sementara dari sisi funding, BSI akan memfokuskan dana murah dari produk haji", ujar Wisnu.
Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada 16 Mei 2025 mendatang. Salah satu agenda yang bakal dinantikan oleh investor tentunya adalah pembagian dividen dari bank syariah terbesar di tanah air ini.
Baca Juga: Borong Emas Dahulu, Titip Emas Kemudian di Pegadaian, Gratis!
Bukan tanpa alasan, BSI telah mencetak laba bersih pada tahun 2024 senilai Rp 7,01 triliun atau naik hingga 22,83% secara tahunan (YoY). Di sisi lain, bank-bank pelat merah yang telah mengumumkan dividen beberapa waktu lalu juga memiliki rasio dividen yang tinggi.
Sebagai informasi, rasio dividen BSI sebelumnya sebesar 15% dari laba bersih tahun buku 2023. Jika memiliki rasio dividen yang sama, maka besaran dividen yang kemungkinan akan dibagikan oleh BSI sebanyak Rp 1,05 triliun.
Seperti diketahui, jumlah saham BSI yang beredar per April 2025 tercatat sebanyak 46,12 miliar saham. Oleh karenanya, dengan jumlah tersebut, dividen per saham dari BSI kira-kira senilai Rp 22,7.
Di sisi lain, BRIS juga menjadi satu-satunya bank pelat merah yang harganya menguat sejak awal tahun. Jika melihat secara year to date, BRIS telah naik 5,86% pada akhir perdagangan Senin (5/5) menjadi Rp 2.890 per saham.
Tag
Berita Terkait
-
Erick Thohir Jelaskan Kapan Bonus Medali Emas SEA Games 2025 Cair
-
Setelah Libur Panjang, Harga Emas Antam Merosot Jadi Rp 2.596.000 per Gram
-
Minta Atlet Gunakan Bonus dengan Bijak, Erick Thohir: Satu Miliar Banyak Loh
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak