Suara.com - Bank Indonesia (BI) menilI bahwa pemutusan hubungan kerja (phk) di Indonesia bisa berdampak bagia sektor ekonomi. Salah satunya bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomk Indonesia.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Erwin Gunawan Hutapea mengatakan adanya gelombang PHK maka bisa mepengaruhi daya beli menjadi turun. Hal ini tentu bisa membuat pertumbuhan ekonomi merosot.
"Pastinya impacknya akan pertumbuhan PHK akan di satu sisi mempengaruhi daya beli,"kata Erwin Gunawan di Gedung BI, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Kata dia, pertumbuhan ekonomi global juga sedamg tertekan. Terlebih adanya perang tarif yang dilakukan Presiden Amerika Serikat sangT mempengaruhi bedar pada ekonomi. Tentunya ini mempengarihi kegiatan ekspor di seluruh dunia.
"Dalam situasi sekarang sama-sama sepakat bahwa perdagangan dunia terpengaruh sehingga ekspor tidak mudah. Selain negoisasi mengenai tarif dan implikasi ekspor dan beberapa negara mencari pasar baru," bebernya.
Tidak hanya itu, pertempuran ekonomi masih berada di bawah ekspektasi, pelaku pasar menilai bahwa pertumbuhan ini masih terbilang cukup tinggi di tengah tekanan global.
"Meskipun rilis kemarin Q 1 kelihatannya di bawah konsensus pelaku pasar, di mana konsensus pelaku pasar kita ada di 4.92%, kejadiannya di 4.87%. Tapi 4.87% still high enough ya bagi investor,"bebernya.
BI akan tetap menjaga likuiditas dan sentimen pasar, khususnya menjelang puncak repatriasi dividen dan pembayaran utang luar negeri pada bulan Mei dan Juni.
"Sehingga kami memastikan bahwa liquidity cukup untuk memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan investor yang memang melakukan repatriasi dividend, dan juga korporasi-korporasi yang melakukan pembayaran utang luar negeri," katanya
Baca Juga: Ekonomi Tahun Pertama Prabowo dengan Bayang-bayang Tarif Trump
Ia menambahkan, saat ini pun pasar Surat Berharga Negara (SBN) mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini tercermin dari hasil lelang terakhir, di mana komposisi investor asing yang memenangkan SBN terbilang cukup signifikan.
"Jadi ini tanda-tanda yang benar-benar menurut hemat kami, kepercayaan investor sudah mulai kembali, dengan kita bagaimana upaya kita melakukan menjaga agar supply instrument tetap ada, dengan stabilitas dalam konteks nilai tukar dan kecukupan rupiah tersebut tetap berada di pasar," katanya.
Sebelumnya, Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi triwulan I 2025 tumbuh sebesar 4,87% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,02% (yoy). Perkembangan ini dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi domestik dan kinerja ekspor.
Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2025 diprakirakan sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5% (yoy) dipengaruhi oleh dampak langsung dan tidak langsung kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
Dari sisi pengeluaran, PDB triwulan I 2025 ditopang konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,89% (yoy) seiring dengan aktivitas perekonomian dan mobilitas masyarakat yang meningkat selama periode libur tahun baru dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.
Investasi tumbuh sebesar 2,12% (yoy) sejalan dengan realisasi penanaman modal yang tumbuh positif. Konsumsi Pemerintah terkontraksi sebesar 1,38% (yoy) sejalan dengan normalisasi belanja Pemerintah dibandingkan dengan belanja triwulan I 2024 yang tercatat tinggi untuk pelaksanaan Pemilu.
Berita Terkait
-
Rupiah Meloyo, Ini Jurus Jitu BI, OJK, dan Bank Tingkatkan Pasar Keuangan
-
Sepekan Kemarin Asing Bawa Kabur Dananya Rp 2,71 Triliun dari RI, Gara-Gara Ketidakpastian Global
-
Rupiah Semakin Loyo di Jumat Pagi
-
Akankah Dolar AS Tembus Rp17.000?
-
Rupiah Loyo, BI Kerahkan Semua Obat Kuat untuk Jaga Nilai Tukar
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
Terkini
-
Bukan Permanen, ESDM: Pembelian BBM Murni Pertamina oleh SPBU Swasta Hanya Solusi Kekosongan Stok
-
Isu Polusi Udara, Wamen Bima Arya Minta Pejabat Naik Transportasi Umum
-
Menteri 'Koboi' Ancam Copot Anak Buah
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ada yang Belum Sepakat, ESDM Tak Bisa Paksa SPBU Swasta Ambil BBM Murni dari Pertamina
-
DPR Usul Bentuk Pansus Krakatau Steel, Ada Apa?
-
The 25th ICMSS Networking Night: Perkaya Wawasan dan Penutup Kompetisi Dalam Suasana Profesional
-
Target Harga Bisa Tembus Rp 4.700, Ini Kata Analis Soal Prospek Saham INCO
-
Menkeu Purbaya Ungkap Harga Asli Pertalite dan Gas LPG 3 Kg Tanpa Subsidi, Anda Cuma Bayar Segini!
-
Danantara Ambil Alih Program Sampah di Daerah Jadi Listrik, Tugasi PLN