Suara.com - Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) melaporkan pentingnya peran seorang pemimpin dalam menciptakan perdamaian berkelanjutan. Salah satunya adalah tantangan ketidakpastian ekonomi gloval yang terjadi di beberapa negara.
Chief Operating Officer ERIA Toru Furuichi mengatakan bahwa penerapan Artificial Intelligence (AI) sangat diminati oleh beberapa negara. Hal ini bisa membantu ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia. " Perkembangan AI sangat diminati oleh negara dan ini bisa membantu perekenomian masing-masing," kata Toru di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Kata dia, penerapan AI juga sudah banyak dilakukan oleh negara ASEAN. Apalagi kecerdasan buatan ini sangat mendorong pertumbuhan ekonomi.
" AI susah banyak digunakan di ASEAN . Salah satunya banyak perusahaan di setiap negara menggunakan AI dalam mengadopsi ekonominya, " bebernya.
Selain penerapan AI, EAMC menjadi forum strategis yang mempertemukan para jurnalis dengan para pakar terkemuka untuk membahas isu-isu penting di kawasan, seperti transformasi ekonomi, tantangan tata kelola pemerintahan, serta perkembangan geopolitik di Asia Timur dan Asia Tenggara.
Forum ini memberikan ruang dialog yang terbuka dan bermanfaat, sekaligus memperkuat peran media dalam menyampaikan informasi yang akurat dan mudah dipahami oleh masyarakat.
"Kita berkumpul dalam East Asia Media Caucus—sebuah platform bagi jurnalis, ahli, dan tokoh dari kawasan ini untuk berbagi wawasan dan ide," bebernya.
Dia menambahkan masyarakat juga perlu memahami isu-isu kompleks dan menjembatani komunikasi antara publik dan pembuat kebijakan.
"Melalui forum ini, kami berharap teman-teman jurnalis dapat memperoleh pengetahuan baru, mengajukan pertanyaan kritis, dan membangun hubungan yang kuat di seluruh kawasan," jelasnya.
Baca Juga: Global Islamic Financial Institutions Forum 202 Dorong Sinergi Ekonomi Syariah Lintas Negara
Salah satu topik utama yang dibahas dalam forum ini adalah pendekatan ASEAN terhadap situasi di Myanmar, terutama dampaknya terhadap stabilitas regional, prospek ekonomi, dan diplomasi.
Dalam konteks dinamika geopolitik yang kompleks ini, EAMC bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada teman-teman jurnalis, serta membekali mereka dengan konteks dan perangkat yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan yang akurat dan berimbang.
"Kami percaya bahwa media memiliki peran strategis dalam membentuk narasi publik yang sehat. EAMC mencerminkan komitmen kami untuk mendukung jurnalisme yang akurat dan membangun di tengah dinamika kawasan,’ ujar Kavi Chongkittavorn, Senior Communications Advisor di ERIA.
Forum ini juga mencakup ERIA Media Welcome Day, sebuah kegiatan yang memperkenalkan visi, riset, dan agenda kebijakan ERIA kepada para jurnalis. Dihadiri oleh lebih dari 10 media nasional dan internasional, acara ini bertujuan memperluas akses media terhadap informasi yang dimiliki ERIA, serta memperkuat hubungan para jurnalis dengan perwakilan media dari negara-negara anggota EAS.
Dalam acara ini, ERIA juga memperkenalkan sejumlah pusat kerja utama (centres) yang mencerminkan arah fokus kebijakan ERIA ke depan. Pusat kerja ini meliputi ERIA School of Government, yang merupakan wadah pengembangan kepemimpinan dan pemahaman kebijakan publik; Asia Zero Emission Center (AZEC), yang bertujuan mendorong penerapan energi bersih dan praktik ramah lingkungan di kawasan; ERIA Digital Innovation and Sustainable Centre (E-DISC), yang berperan dalam mempercepat transformasi digital sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif; serta Regional Knowledge Centre for Marine Plastic Debris (RKC-MPD), yang berkontribusi terhadap upaya negara-negara ASEAN+3 dalam mengurangi sampah plastik di laut dan meningkatkan praktek daur ulang.
Lebih dari sekadar seremoni, EAMC dan Media Welcome Day mencerminkan komitmen jangka panjang ERIA untuk memperkuat jurnalisme kawasan, mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan, dan mendukung integrasi kawasan yang lebih inklusif.
Berita Terkait
-
Bank Mega Syariah Optimistis Raih Kinerja Positif Hingga Akhir Tahun
-
Microsoft Mau 500 Ribu Orang Indonesia Melek Teknologi AI di 2026
-
Industri Pertambangan Indonesia Mulai Beralih Gunakan AI
-
Platform Kripto Global Sebut RI Mesin Pertumbuhan Blockchain Paling Penting di Dunia
-
10 Ide Prompt Gemini AI Hari Ayah yang Menyentuh, Bikin Momen Jadi Berkesan
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
Terkini
-
3 Fakta Mobil Bank Bawa Uang Rp 4,6 Miliar Terbakar Habis
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Harga Emas Antam Melonjak Tajam Hari Ini, Cek Rinciannya
-
Ekonom Nilai Aksi Buyback BMRI Demi Stabilitas Pasar
-
IHSG Menghijau di Awal Sesi, Kembali ke Level 8.400
-
IHSG Diprediksi Menguat Lagi: Wall Street dan Bursa Saham Asia Lanjutkan Tren Positif
-
Audit Ketat dan Suntik Mati Dapur 'Nakal': Bagaimana Nasib Program Makan Bergizi Gratis?
-
Bank Mega Syariah Optimistis Raih Kinerja Positif Hingga Akhir Tahun
-
Data Uang Nganggur di Pemda Berbeda, BI: Itu Laporan dari Bank Daerah
-
Harga Emas Pegadaian Naik Tiga Hari Berturut-turut, Makin Dekat Rp 2,5 Juta