Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri asuransi untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG). Salah satunya mengenai risiko kerancunan dan kecelakaan kerja dalam program MBG tersebut. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP), OJK Ogi Prastomiyono menyampaikan saat ini asosiasi asuransi tengah menyusun proposal awal agar industri asuransi masuk ke program pemerintah, termasuk program MBG.
Telah diindentifikasi beberapa risiko yang disupport oleh asusransi. Pertama risiko kerancunan bagi penermia mbg anak sekolah balita ibu hamil menyusi, lalu risiko kecelakaan,"kata Ogi dalam acara Konferensi Pers yang disiarkan secara daring, Jumat (9/5/2025).
Dia mengatakan dalam mendorong penetrasi industri asuransi, OJK mendorong agar berpean aktif dalam mendukung program pemerintah. Asosiasi telah mengidentifkasi klaim yang berpotensi baik penyediaan bahan baku, pengloahan distribusi konsumen. Meskipun, nantinya preminya tidak terlalu besar.
"Kami memastikan besarnya premi tidak terlalu besar tapi bisa memenuhi harapan bagi risko keracunan makanan maupun kecelakaan kerja," bebernya.
Sebagai informasi, sejak dilaksanakannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (6/1/2025), menu makan yang disajikan untuk anak-anak menjadi perhatian publik. Banyak penampakan menu makan gratis tersebut yang beredar di media sosial dan menuai beragam kritik dari warganet.
Namun, publik dihebohkan dengan kabar sejumlah murid yang keracunan saat menyantap menu Makan Bergizi Gratis. Kejadian ini menjadi bahan pembicaraan di platform X karena telah menjadi ketakutan terbesar warganet. Kabar tersebut dibagikan ulang oleh akun X @barengwarga pada 16 Januari 2025 yang mengunggah gambar tangkapan layar sebuah pemberitaan online terkait keracunan yang dialami oleh murid SD Negeri Dukuh 03 di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Saat ditelusuri, rupanya insiden keracunan tersebut berasal dari menu ayam yang kurang matang. Hal ini sebelumnya telah menjadi salah satu faktor yang ditakuti oleh warganet sejak hari pertama program MBG diberlakukan. Selain porsi menu makan gratis yang disajikan dinilai terlalu sedikit, beberapa warganet pun membuat laporan bahwa terkadang menu yang diberikan memiliki aroma tak sedap hingga rasa yang tak enak.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menduga kasus keracunan makan bergizi gratis karena siswa tidak menggunakan sendok ketika menyantap kudapan yang diberikan. Selain itu, anak itu diduga belum cuci tangan dengan bersih.
"Tidak salah karena terbiasa makan tidak pakai sendok. Namun, kami mendidik dia untuk cuci tangan. Jadi bisa saja yang keracunan adalah hal-hal seperti itu," katanya.
Baca Juga: Prabowo Bakal Terbitkan Perpres Tambahan Anggaran MBG Senilai Rp 50 Triliun
Dia menceritakan pengalamannya ketika meninjau pelaksanaan makan gratis di salah satu sekolah. Dalam satu ruangan, 10 dari 30 anak tidak memakai sendok untuk menyantap makan bergizi. Kepala Negara menduga makan tidak menggunakan sendok membuat anak keracunan.
Selain tidak menggunakan sendok, Prabowo menduga kasus keracunan karena ada anak yang belum terbiasa mengonsumsi menu makan gratis seperti susu. Meski begitu, Prabowo meyakini, anak itu ke depan akan biasa mengonsumsi susu. Prabowo mengklaim angka kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis lebih kecil dibandingkan angka penerima manfaat. Angka kasus keracunan makan gratis sekitar 200 orang dari 3 juta penerima manfaat.
"Dari 3 koma sekian juta, kalau tidak salah di bawah 200 orang (yang keracunan)," ujar Prabowo.
Dengan jumlah itu, Prabowo mengatakan tingkat keberhasilan makan gratis mencapai 99,9 persen. Sementara, tingkat kasus keracunan 0,005 persen. Mantan Menteri Pertahanan ini pun menghargai target Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana yang tidak ingin ada lagi penyimpanan dalam pelaksanaan makan gratis.
Berita Terkait
-
OJK Temukan 8 Pindar Belum Memenuhi Ekuitas Minum Rp 12,5 Miliar
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
OJK Kejar 8 Pinjol Nakal: Siapa yang Terancam Kehilangan Izin Selain Crowde?
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Industri Pertambangan Indonesia Mulai Beralih Gunakan AI
-
Meski Rupiah Loyo, IHSG Tetap Perkasa Menghijau Didorong Data-data Ekonomi Domestik
-
Cara Klaim BPJS Ketenagakerjaan, Bisa Online Maupun Offline
-
Transaksi Aset Kripto RI Tiba-tiba Lesu, Pelaku Pasar Ungkap Biang Keladinya
-
Platform Kripto Global Sebut RI Mesin Pertumbuhan Blockchain Paling Penting di Dunia
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah Rabu Sore, Ini Pemicunya
-
Apa Itu Metode Pengelolaan Uang 50-30-20? Pahami agar Keuangan Tetap Sehat
-
Butuh Dana Mendesak? Ini Panduan Lengkap Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian
-
BI Sebut Redenominasi Butuh Persiapan Lama
-
BI: Waspadai Inflasi Akhir Tahun, Harga Pangan Mulai Melonjak