Suara.com - Bank Indonesia (BI) mengumumkan data terbaru mengenai posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga akhir kuartal I-2025.
Berdasarkan data yang dirilis, Kamis (15/5/2025), total ULN Indonesia mencapai US$ 430,4 miliar. Jika dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah dengan kurs saat ini, angka tersebut setara dengan lebih dari Rp 7.100 triliun.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), ULN Indonesia pada kuartal I-2025 mengalami pertumbuhan sebesar 6,4 persen. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan signifikan pada ULN pemerintah.
Rincian data menunjukkan bahwa Utang Luar Negeri Pemerintah pada kuartal I-2025 tercatat sebesar US$ 206,9 miliar atau setara dengan Rp 3.413 triliun. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 7,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan utang luar negeri tersebut terutama bersumber dari sektor publik, khususnya pemerintah. Struktur utang yang tetap terkendali menunjukkan bahwa Indonesia masih mengelola pembiayaan luar negerinya secara hati-hati di tengah gejolak ekonomi global.
Bank Indonesia menjelaskan bahwa sebagian besar ULN pemerintah berasal dari penerbitan surat utang negara yang digunakan untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap positif menjadi faktor pendorong utama.
Pemerintah menyatakan tetap berkomitmen menjaga kredibilitas fiskal dengan mengelola utang secara hati-hati, terukur, dan akuntabel, serta memastikan penggunaannya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Sebagian besar ULN pemerintah digunakan untuk sektor strategis seperti jasa kesehatan dan sosial (22,4 persen), administrasi dan pertahanan (18,5 persen), pendidikan (16,5 persen), konstruksi (12,0 persen), serta transportasi dan pergudangan (8,7 persen).
Baca Juga: Emiten Pengelola KFC Kini Jagonya (Ayam) Rugi
Berdasarkan negara kreditur, total ULN Indonesia per Maret 2025 paling besar masih berasal dari Singapura dengan nilai US$ 56,22 miliar. Nilai itu naik dibandingkan dengan catatan per Februari 2025 sebesar US$ 55,45 miliar.
Urutan kedua ialah berasal dari Amerika Serikat US$ 27,82 miliar. Utang yang berasal dari Negeri Paman Sam itu juga mengalami peningkatan dari catatan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 27,81 miliar.
Ketiga, ULN Indonesia terbesar berasal dari China dengan nominal sebesar US$ 23,03 miliar. Nilai itu malah lebih rendah dibanding catatan pada Februari 2025 yang sebesar US$ 23,33 miliar.
ULN Indonesia terbesar keempat berasal dari Jepang dengan nominal per Februari 2025 senilai US$ 20,79 miliar. Angka itu juga merosot dari catatan per Februari 2025 yang sebesar US$ 21,06 miliar.
Negara kreditur ULN terbesar kelima ke Indonesia ialah Hongkong dengan nilai per Februari 2025 sebesar US$ 19,07 miliar. ULN dari Hongkong juga turun dari catatan per Februari 2025 sebesar US$ 19,26 miliar.
Berbeda dengan ULN pemerintah, Utang Luar Negeri Swasta justru mengalami penurunan. Pada kuartal I-2025, ULN swasta tercatat sebesar US$ 195,5 miliar atau sekitar Rp 3.225 triliun, mengalami kontraksi sebesar 1,2 persen secara tahunan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi