Suara.com - Kasus dugaan permintaan jatah proyek oleh oknum yang mengatasnamakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Cilegon terhadap proyek PT Chandra Asri Alkali (CAA) mencuat ke publik dan menimbulkan kekhawatiran terhadap iklim investasi di Indonesia. Insiden ini menjadi sorotan karena melibatkan proyek strategis nasional dan menimbulkan pertanyaan tentang praktik premanisme yang mengancam dunia usaha.
Kira-kira, seperti apa kronologi dugaan oknum Kadin "Minta Jatah ke BYD" hingga update terkini? Simak ulasannya di bawah ini, sebagaimana berhasil dirangkum dari berbagai sumber.
Kronologi Dugaan Oknum Kadin “Minta Jatah ke BYD”
Pada 9 Mei 2025, sebuah video viral memperlihatkan sekelompok orang yang mengklaim sebagai anggota Kadin Cilegon mendatangi perwakilan perusahaan kontraktor asal Tiongkok, Chengda Engineering Co., Ltd (CCE), yang terlibat dalam pembangunan pabrik kimia CA-EDC milik CAA di Cilegon, Banten. Dalam video tersebut, mereka diduga meminta jatah proyek senilai Rp 5 triliun tanpa melalui proses lelang resmi.
Permintaan tersebut mendapat tanggapan dari perwakilan CCE yang menyatakan bahwa seluruh rencana subkontrak akan dibagikan, namun pengusaha lokal harus membuktikan kemampuan mereka terlebih dahulu. Pihak Kadin Cilegon kemudian mengklarifikasi bahwa pernyataan tersebut merupakan luapan emosi dan tidak mewakili sikap resmi organisasi.
Tanggapan dan Langkah Penegakan Hukum
Kasus dugaan oknum Kadin Cilegon yang meminta jatah proyek kepada pihak kontraktor PT Chandra Asri Alkali (CAA) memicu respons keras dari berbagai pihak, terutama dari aparat penegak hukum dan lembaga legislatif. Aksi tersebut tidak hanya dianggap melanggar etika bisnis, tetapi juga dicurigai sebagai bentuk tekanan dan premanisme yang berpotensi melanggar hukum pidana.
Kapolda Banten, Irjen Pol Suyudi Ario Seto, menyatakan bahwa pihaknya akan menindak tegas setiap upaya yang mengganggu iklim investasi. Polda Banten telah menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan dan akan memproses secara hukum jika ditemukan indikasi pelanggaran.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, menegaskan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh oknum tanpa instruksi resmi dari Kadin Indonesia dan menyebut tindakan tersebut sebagai premanisme yang harus ditindak.
Pihak Kadin Indonesia pusat juga langsung mengeluarkan pernyataan resmi bahwa tindakan tersebut murni ulah oknum dan tidak merepresentasikan sikap organisasi secara keseluruhan. Kadin menyatakan komitmennya untuk mendukung dunia usaha yang bersih, kompetitif, dan terbuka. Mereka juga siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum dalam menyelesaikan masalah ini agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap institusi Kadin secara nasional.
Baca Juga: Heboh PSN Prabowo Diduga Dipalak Pengusaha Cilegon Rp5 Triliun, Begini Ultimatum Polisi
Dampak terhadap Iklim Investasi
Insiden ini menambah daftar kasus premanisme yang mengganggu investasi di Indonesia. Sebelumnya, proyek-proyek besar seperti pabrik mobil listrik BYD dan VinFast juga mengalami gangguan serupa. Media asing bahkan menyoroti bahwa aksi premanisme telah menghambat pembangunan pabrik mobil listrik di Indonesia.
Premanisme yang dilakukan atas nama organisasi masyarakat (ormas) tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga mengancam iklim investasi dan kelangsungan hidup masyarakat. Polri berkomitmen untuk menindak tegas aksi premanisme berkedok ormas yang menghambat investasi di Indonesia.
Upaya Pemerintah dan Harapan ke Depan
Pemerintah melalui Satgas Percepatan Investasi dan aparat penegak hukum terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif. Langkah-langkah konkret, seperti penindakan hukum terhadap pelaku premanisme dan pembinaan terhadap ormas-ormas, diharapkan dapat memastikan tidak ada pihak yang menghambat kepentingan strategis nasional.
Diharapkan, dengan adanya tindakan tegas dan komitmen dari berbagai pihak, Indonesia dapat menjadi tempat yang aman dan menarik bagi investor, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Berita Terkait
-
Firli Norachim, Pengusaha "Mama Khas Banjar" yang Tutup Gegara UU Perlindungan Konsumen
-
Palak PSN Prabowo Rp5 T, Wagub Banten Murka: Pengusaha Bergaya Preman Harus Ditindak, Ini Kriminal!
-
Update Pertemuan Wali Kota Cilegon dengan BKPM Soal Kadin Cilegon Minta Jatah Proyek
-
Komentar Gubernur Banten Soal Kadin Cilegon Minta Jatah Proyek di Tengah Usaha Tarik Investor
-
5 Fakta Kadin Cilegon Minta Jatah Proyek, Dilakukan Bareng Ormas Berujung Proses Hukum
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Hana Bank Optimistis Laba Tumbuh di atas 15 Persen Tahun Ini
-
BCA Syariah Wujudkan Harmoni Digitalisasi dengan Nilai Luhur Spiritual
-
Mayoritas Terus Merugi, Belasan BUMN Asuransi Akan Dipangkas dan Disisakan 3 Saja
-
Hana Bank Mulai Serius Garap UMKM
-
Perlindungan Dana Nasabah di Rekening Dormant
-
Janji Pangkas Waktu Pembayaran Kompensasi ke BUMN, Purbaya: Jangan Rugi Terus!
-
Purbaya Sidak Bank Himbara Secara Acak, Ini 2 Hal yang Dicari
-
DPR Cecar Menkeu Purbaya, Diminta Jangan Cepat Percaya Laporan Anak Buah
-
Diisukan Renggang dengan Deddy Corbuzier, Sabrina Chairunnisa Punya Deretan Bisnis Sukses
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Selasa