Suara.com - Proyek penyediaan kendaraan pengumpan atau feeder untuk integrasi sistem transportasi massal LRT Jabodebek dan MRT Jakarta masih dalam tahap pengkajian oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Salah satu opsi yang tengah dikaji secara serius adalah penggunaan teknologi kereta gantung sebagai moda transportasi penghubung antarsimpul tersebut.
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana mengungkapkan, kekinian prosesnya telah memasuki tahap Detail Engineering Design (DED) untuk menentukan jenis feeder yang paling sesuai dengan kondisi geografis, kebutuhan teknis, serta ketersediaan lahan di kawasan Jabodetabek.
"Ada yang pakai kereta yang di atas, seperti MRT yang itu. Nanti juga ada yang di bawah, tergantung semuanya ketersediaan tanah ya," ," ujar Suntana, dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), yang ditulis Kamis 12 Juni 2025.
Selain itu, ia juga mengungkapkan dalam proyek tersebut juga akan ada penggunaan teknologi baru di dalamnya.
"Termasuk ini ada teknologi yang baru pakai kayak kereta api gantung gitu, seperti kereta gantung (skytrain)," ujarnya.
Lebih lanjut, Suntana menekankan, pemilihan bentuk feeder akan memperhitungkan sejumlah aspek, antara lain efisiensi biaya, ketersediaan lahan, dan terutama dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Ia menyatakan pentingnya menghadirkan moda transportasi umum yang ramah lingkungan dan bisa menarik minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi.
"Nanti kita lihat yang efisien, yang biayanya yang tidak terlalu mahal, dan yang penting kesediaan tanah. Dan yang paling penting tidak merusak lingkungan. Itu perlu kita lakukan agar masyarakat tertarik menggunakan sarana kendaraan umum," katanya.
Baca Juga: Pemerintah Punya Rencana Bangun Skytrain Rute Sentul-Harjamukti dan Serpong-Lebak Bulus
Kemenhub berencana untuk membangun skytrain atau kereta gantung sebagai angkutan pengumpan transportasi lainnya.
Terdapat dua jalur skytrain yang akan dibangun, Serpong-Lebak Bulus (MRT Jakarta), dan Sentul-Harjamukti (LRT Jabodebek).
Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwanghandi mengatakan, kedua pembangunan skytrain ini seluruhnya akan dibiayai oleh investor.
"Ini kedua ini saya menekankan kepada pijen kereta api bahwa tidak boleh menggunakan anggaran APBN. Jadi kita terbuka siapa saja yang masuk," ujar Menhub di Jakarta seperti yang dikutip, Kamis 6 Maret 2025.
Nantinya, angkutan skytrain ini akan menjadi jembatan transportasi masyarakat dari wilayah Sentul maupun Serpong yang ingin kembali melanjutkan perjalanan dengan LRT Jabodebek ataupun MRT Jakarta.
"Kita sudah punya gambar-gambarnya dan mereka kemungkinan akan menyampaikan kepada kita proposalnya dan saya buka kepada siapa saja," ucap dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
Terkini
-
Gaji Pensiunan PNS 2025: Berapa dan Bagaimana Cara Mencairkan
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Mendapatkan Apresiasi Berharga
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Laba SIG Tembus Rp114 Miliar di Tengah Lesunya Pasar Domestik
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1 Triliun
-
Laba Bank SMBC Indonesia Anjlok Jadi Rp1,74 Triliun
-
Produsen Indomie Kantongi Penjualan Rp90 Triliun
-
OJK Bongkar Maraknya Penipuan Digital, Banyak Pelaku Masih Berusia Muda