Suara.com - PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR), entitas yang merupakan bagian dari Maktour Group mencoba putar otak dengan menerapkan prinsip berkelanjutan (sustainability) dalam operasional bisnis dengan mengelola limbah sawit menjadi sumber pendapatan baru.
Direktur Sustainability & Partnership MKTR M. A. Pahlevi Pangerang mengatakan berbagai inisiatif dalam program corporate social responsibility (CSR) perseroan adalah menitikberatkan pada keseimbangan tiga aspek yakni perusahaan, pemerintah, dan masyarakat yang dikenal sebagai Trimitra Harmoni.
“Hal ini kami jalankan mengacu pada amanah pemangku kepentingan utama perusahaan yang diwakili Komisaris agar MKTR mampu menciptakan manfaat lebih luas secara berkelanjutan,” kata Pahlevi di Jakarta, Senin (23/6/2025).
Lebih lanjut, Pahlevi menegaskan keyakinan manajemen MKTR bahwa implementasi Trimitra Harmoni dalam CSR perusahaan tidak hanya berfokus pada aspek sosial semata, tetapi juga akan berdampak positif secara signifikan terhadap aspek bisnis dan ekonomi.
Dengan pendekatan ini, MKTR berupaya menghasilkan keuntungan yang sehat sekaligus memberikan nilai tambah kepada seluruh pemangku kepentingan, mulai dari karyawan, pemegang saham, hingga komunitas sekitar wilayah operasional.
Manfaat yang sama, menurut Pahlevi, juga akan memberikan dampak positif terhadap aspek lingkungan dan sosial, khususnya di sekitar wilayah operasional perusahaan. "Maka program CSR MKTR menyentuh akar kehidupan masyarakat mulai dari pemberdayaan ekonomi lokal, akses pendidikan dan kesehatan, konservasi alam, dan pertanian regeneratif," jelasnya.
Menurutnya pendekatan holistik ini memastikan bahwa upaya keberlanjutan MKTR tidak hanya bersifat kosmetik, melainkan meresap ke dalam setiap sendi operasional dan interaksi dengan lingkungan serta masyarakat.
Salah satu pilar utama keberhasilan MKTR dalam menerapkan prinsip keberlanjutan adalah melalui inovasi. Perseroan telah melahirkan produk-produk ramah lingkungan yang tidak hanya menyelesaikan masalah limbah, tetapi juga membuka peluang pendapatan baru yang signifikan.
"Inovasi yang kami lakukan bukan sekadar mengatasi persoalan lingkungan akibat tumpukan tandan kosong (tankos) akan tetapi menciptakan sumber pendapatan baru," tambah Pahlevi, menyoroti bagaimana MKTR melihat limbah bukan sebagai masalah, melainkan sebagai potensi yang belum tergali.
Baca Juga: Bidik Target Penjualan Rp5,3 Triliun, PANI Gencar Jualan Properti Mewah
Produk unggulan yang menjadi pionir dalam inovasi ini adalah pupuk organik GreenGrow. Pupuk ini merupakan inovasi terkemuka di industri sebagai pupuk organik berbentuk granul yang diolah dari bahan baku produk samping (limbah) kelapa sawit, yaitu tandan kosong (tankos).
Pemanfaatan tankos ini tidak hanya mengurangi timbunan limbah yang mencemari lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk bernilai tambah tinggi yang sangat dibutuhkan oleh sektor pertanian. GreenGrow menjadi solusi inovatif yang mendorong pertanian berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan mengembalikan kesuburan tanah secara alami.
Selain GreenGrow, MKTR juga telah merambah ke produksi EFB Pellet. Dengan kapasitas produksi 2 ton per hari sejak November 2024, produk EFB Pellet yang dihasilkan MKTR telah memenuhi standar Biomass yang ketat, sesuai dengan kebutuhan industri energi.
Produk ini memiliki kadar kalori yang tinggi, rendah potasium, rendah klorin, serta kadar moisture yang sesuai, menjadikannya bahan bakar yang aman dan efisien untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pemanfaatan EFB Pellet ini adalah langkah strategis MKTR untuk berkontribusi pada diversifikasi energi dan mendukung penggunaan energi terbarukan, sekaligus memberikan solusi bagi pengelolaan limbah kelapa sawit yang efektif dan bernilai ekonomis.
Segala upaya itu telah membuat MKTR meraih apresiasi TOP CSR Award 2025 yang diterima baru-baru ini. Nadhif Kasyvilla, Komisaris MKTR, saat menerima penghargaan menyatakan, "Penghargaan ini bukan hanya menjadi pencapaian simbolik tetapi juga merupakan wujud apresiasi sekaligus pengakuan dari pihak eksternal atas sejumlah inovasi yang telah dilakukan perusahaan dalam menerapkan prinsip sustainability secara konkret," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
Terkini
-
Alasan Danantara Mau Biayai Pembangunan Peternakan Rp 20 Triliun
-
Rupiah Diprediksi Menguat, Analis Ungkap Efek Besar Akhir Shutdown AS ke Indonesia
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Strategi Menabung untuk Pendidikan Anak: Panduan Lengkap untuk Orang Tua Bijak
-
Soal Utang Kereta Cepat, COO Danantara: Kami Tanggung Jawab Operasional
-
Merger 3 Anak Perusahaan Pertamina, Ditargetkan Rampung 1 Januari 2026
-
Cara Mengajukan Pinjaman di Pegadaian, Mudah dan Cepat untuk Kebutuhan Dana Mendesak
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
-
Direktur Legal GOTO Ikut Memanaskan Isu Merger dengan Grab
-
Penjaminan KUR Askrindo Tembus Rp1.096 Triliun, Ciptakan 61,8 Juta Lapangan Kerja