Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan betapa seriusnya ia memikirkan persoalan lifting minyak nasional.
Dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (2/7), Bahlil bahkan mengaku persoalan produksi minyak kini menghantui pikirannya hingga menjelang tidur.
"Memang otak saya di minyak aja, lifting terus," ujarnya, ketika secara refleks menyebut “minyak” saat sedang berbicara soal produksi gas.
"Saya sekarang sebelum tidur itu mikir bagaimana lifting bisa naik. Makanya, saya ngomong gas pun ujung-ujungnya lari ke minyak," sambungnya yang disambut tawa para anggota dewan.
Bahlil menjelaskan, sektor minyak menjadi fokus utamanya karena Presiden Prabowo Subianto menargetkan lifting minyak nasional dapat mencapai angka 1 juta barel per hari atau bph pada 2029-2030. Target tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah menciptakan kemandirian energi.
Saat ini Bahlil menyebut beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) bahkan sudah berhasil melampaui target produksi minyak secara year to date terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
KKKS tersebut antara lain ExxonMobil Cepu Ltd, PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur, dan Saka Indonesia Pangkah Ltd. Meski demikian, Bahlil menilai Pertamina masih perlu didorong lebih kuat agar bisa meningkatkan kontribusinya terhadap produksi nasional.
"Pertamina kita harus genjot lagi, karena saya lihat di KKKS lain sedang kita dorong. Kami bersama Pertamina nanti akan melakukan pemetaan kembali," katanya.
Sementara untuk sektor gas, Bahlil menyebut capaian produksi gas nasional menunjukkan tren lebih positif. Beberapa KKKS yang sudah melebihi target antara lain BP Berau Ltd, Medco E&P Grissik Ltd, Eni East Sepinggan Ltd, PT Pertamina Hulu Mahakam, Husky-Cnooc Madura Ltd, Kangean Energy Indonesia Ltd, dan Medco E&P Malaka.
Baca Juga: KKKS Wajib Beli Minyak Produksi Sumur Rakyat: Pemerintah Kasih Insentif Harga 80 Persen
"Gas ini, alhamdulillah, akan melebihi target dari APBN," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Bahlil juga menyinggung tantangan besar dalam mencapai swasembada energi yang ia sebut jauh lebih kompleks dibanding swasembada pangan. Ia menggambarkan bahwa dengan cukupnya dana, lahan, dan pupuk, hasil pangan bisa tercapai hanya dalam waktu tiga bulan. Tapi untuk energi, butuh waktu bertahun-tahun dan tak ada jaminan hasil.
"Kalau energi, ada duit, teknologi, dan wilayah kerja, hasilnya baru bisa kelihatan tiga tahun ke depan, itu pun kalau ada. Kalau nggak ada ya sudah, makanya kita kerja keras, kerja cerdas, dan juga kerja dengan doa," tuturnya.
Di akhir paparannya, Bahlil melontarkan candaan khasnya. Ia menyiratkan bahwa tugas berat ini adalah bagian dari amanah Presiden Prabowo Subianto kepadanya selaku Ketua Umum Partai Golkar yang dianggap siap menanggung beban.
"Biasanya Bapak Presiden itu kasih partai yang berat-berat untuk urus yang berat-berat. Yang ringan-ringan kasih aja yang ringan-ringan kira-kira gitu. Masuk barang itu," selorohnya, disambut tawa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Grab Indonesia 2025: Ketika Platform Digital Menjadi Bantalan Sosial dan Mesin Pertumbuhan Ekonomi
-
Purbaya Ungkap Peluang Gaji PNS Naik Tahun Depan, Ini Bocorannya
-
ESDM Terus Kejar Target Produksi Minyak Tembus 900 Ribu Barel per Hari
-
Harga Cabai Tak Kunjung Turun Masih Rp 70.000 per Kg, Apa Penyebabnya?
-
Pasokan Energi Aman, Pembangkit Listrik Beroperasi Tanpa Kendala Selama Nataru
-
Bahlil Tegaskan Perang Total Lawan Mafia Tambang
-
Petani Soroti Kebijakan Biodiesel Justru Bisa Rusak Ekosistem Kelapa Sawit
-
Dirayu Menperin soal Insentif Mobil Listrik 2026, Ini Jawaban Purbaya
-
Jelang Tahun Baru, Purbaya: Saya Pikir Menkeu Sudah Tenang 31 Desember
-
Sejarah! Produksi Sumur Minyak Rakyat Dibeli Pertamina di Jambi