Suara.com - Pi Network (PI) menutup bulan Juni dengan harga level terendah sejak terdaftar di bursa (exchange). Meskipun ada gelombang berita positif selama minggu pertama Juli 2025, hal ini tidak cukup untuk menghentikan para Pioneers (pengguna Pi Network) dari mentransfer Pi ke centralized exchange (CEX), sehingga meningkatkan tekanan jual secara signifikan.
Dilansir dari Coinbase, harga terkini Pi Coin pada Selasa (8/7/2025) berada di kisaran Rp7.403. Angka ini berada di zona merah, dengan penurunan 2,01% dibandingkan sejam sebelumnya dan 1,94% dalam 24 jam terakhir. Penurunan ini dipicu oleh pembukaan token yang terus berlangsung (token unlock), aliran masuk ke bursa yang memperkuat tekanan jual, diperparah oleh kondisi teknikal yang lemah, serta dominasi pasar Bitcoin yang masih kuat.
Ada beberapa faktor utama yang berkontribusi pada penurunan harga Pi Coin:
Penyebab Utama: Gelombang Pembukaan Token (Token Unlock) Antara 28 Juni hingga 15 Juli 2025, sebanyak 337 juta token PI (senilai lebih dari $135 juta) mulai beredar. Bahkan, 19 juta PI (sekitar $8,7 juta) dilepaskan hanya pada 4 Juli. Ini merupakan peristiwa pembukaan token terbesar hingga tahun 2027, yang menciptakan kelebihan pasokan di pasar karena banyak penerima token yang langsung menjualnya. PiScan juga menunjukkan bahwa 232,9 juta token PI akan terbuka pada bulan Juli, semakin menekan sentimen Pioneers.
Selain itu, data on-chain mengindikasikan bahwa dompet yang terhubung dengan Tim Inti Pi memindahkan jutaan PI ke bursa OKX dan Gate.io. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan adanya penjualan terkoordinasi oleh pihak dalam (insider). Investor Moon Jeff bahkan mencatat peningkatan 8 juta PI yang disetorkan ke bursa dalam dua hari terakhir, menegaskan bahwa tekanan jual sebagian besar berasal dari peningkatan setoran ini. Gagalnya hype Pi2Day dan proses KYC (Know Your Customer) yang terhambat juga menurunkan kepercayaan investor ritel. Hal ini terlihat dari volume perdagangan yang turun 26,64% menjadi $59,9 juta meskipun harga menurun.
Pelemahan harga PI didorong pula oleh Kondisi Teknis yang Lemah. Histogram MACD di -0,0028 menunjukkan bahwa momentum bearish (penurunan harga) masih berlanjut. RSI (Relative Strength Index) 33,87, meskipun menunjukkan kondisi jenuh jual, momentum kenaikan harga masih sangat lemah.
Saat ini, harga Pi Coin berada di bawah Simple Moving Average (SMA) 7 hari ($0,47) dan SMA 30 hari ($0,55), yang kini berfungsi sebagai level resistensi. Sementara, level $0,4471 (harga terendah Juni) berhasil dipertahankan pada 7 Juli. Namun, jika level ini gagal dipertahankan, harga Pi bisa terus turun menuju $0,40.
Saldo PI di Exchange Terus Meningkat, Kepercayaan Holder Tergerus
Menurut pengamatan BeInCrypto, jumlah token PI yang tersimpan di centralized exchange terus meningkat signifikan selama lima bulan terakhir. Angka ini melonjak dari 263 juta pada bulan Maret menjadi lebih dari 370 juta saat ini—sebuah peningkatan lebih dari 40%.
Baca Juga: Konflik Israel vs Iran Goyang Pasar Kripto, Investor Ikuti Pergerakan Global
Pada bulan Mei, kemunculan publik pendiri Pi Network, Nicolas Kokkalis, sempat memicu kegembiraan dan akumulasi Pi yang kuat, menyebabkan penurunan tajam jumlah Pi di exchange. Namun, sentimen positif ini berbalik pada bulan Juni di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, mendorong tren kembali ke arah peningkatan saldo Pi di bursa.
Pada minggu pertama Juli, harga Pi telah turun 9%, dari US0,51menjadiUS0,46. Analisis BeInCrypto menunjukkan bahwa Pi kemungkinan akan terus menurun menuju level terendah baru di US$0,40.
Meskipun Tim Inti Pi telah merilis beberapa pembaruan besar sejak Pi2Day, termasuk Pi App Studio, fitur staking baru, sinkronisasi KYC, Pi Desktop, dan alat manajemen akun, upaya ini tampaknya belum cukup untuk meningkatkan kepercayaan para holder dalam kondisi pasar saat ini. Banyak holder yang telah lama menunggu kabar baik, namun ketika pembaruan tiba, harga justru cenderung turun lebih jauh. Siklus ini memicu ketidakpuasan yang semakin meningkat dalam komunitas Pi, yang tercermin dari jumlah Pi yang terus meningkat di exchange.
Kontributor : Rizqi Amalia
Berita Terkait
-
Jadi Pionir Bursa Kripto Go Public, IPO COIN Direspon Positif Investor
-
Pasar Tidak Terpengaruh Isu UBO, COIN Oversubscribed Lebih dari 180 Kali
-
Dana Rp1 Triliun Terkait Judol Ada yang Mengalir ke Kamboja dan Myanmar Lewat Kripto hingga Valas
-
PINTU Dilibatkan KPK sebagai Saksi dalam Pengusutan Dugaan Korupsi di ASDP Indonesia Ferry
-
Pintu Bantah Ada Karyawan Terlibat Kasus Dugaan Korupsi di PT ASDP Indonesia Ferry
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
Terkini
-
Arsari Tambang Mulai Kembangkan Timah Ramah Lingkungan
-
Modus Penipuan Berkedok Kerabat, OJK: Kerugian Masyarakat Tembus Rp 254 Juta
-
Pemerintah Tegaskan Komitmen Kelola Tambang untuk Kepentingan Rakyat
-
Genjot Hilirisasi Bauksit, ESDM Klaim Smelter Sudah Capai Kapasitas 17,5 Juta Ton
-
Tumbuh Melambat, Begini Langkah Bank Indonesia Kelola Utang Luar Negeri Indonesia
-
"Banyak yang Lobi" Bahlil: Takkan Mundur dari Hilirisasi, Enggan Ulang Sejarah VOC
-
Prabowo Izinkan Talenta Asing Pimpin BUMN Demi Standar Bisnis Internasional
-
IHSG: Tertekan Jual Saham Asing Rp1,43 triliun, Diprediksi Rebound Hari Ini
-
Prabowo Mau Pangkas 1.000 BUMN Jadi 200-an, Bakal Ada yang Dibubarkan?
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik