Suara.com - Bank Indonesia (BI) mengklaim peredaran uang palsu yang masih terjadi di Indonesia sudah menurun. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah paham cara membedakan keaslian uang dengan palsu.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan mengatakan rasio peredaran uang palsu sudah rendah. Hal itu terlihat dari peredaran uangnya.
"Rasionya menurun terhadap uang beredar. Uang palsu jangan dilihat jumlahnya tapi lembarnya. Karena uang palsu itu enggak ada nilainya," kata Junanto di Museum Bank Indonesia, Senin (14/7/2025).
Kata dia untuk mengenali keaslian uang sangat mudah. Diantaranya dengan dilihat, diraba dan diterawang pada uang fisik.
"Pertama diliat bentuknya diraba kemudian diterawang jadi ini yang paling penting dalam pemahaman keaslian uang. Kalau terima uang bayar atau menerima pembayaran diliat saja itu paling sderhana dalam memahami keaslian uang," katanya.
Dia pun menambahkan saat ini penggunaaan transaksi digital terus meningkat. Apalagi pembayaran melalui non tunai bisa mencegah peredaran hingga pemakaian uang palsu.
"Kita juga mengajak masyarakat untuk membiasakan penggunaan digital non tunai. Kenapa non tunai? Lebjh cepat lebih mudah dan mudah dengan risiko uang palsunya jadi kecil," jelasnya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat. Posisi M2 pada Mei 2025 tercatat sebesar Rp9.406,6 triliun, atau naik 4,9 persen secara tahunan (yar on year/yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 5,2 persen.
Berdasarkan komponennya, perkembangan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,3 persen yoy dan uang kuasi sebesar 1,5 persen yoy.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Terus Bengkak Tembus Rp 7.078 Triliun
Secara rinci, komponen M1 dengan pangsa 55,6 persen dari M2, pada Mei 2025 tercatat Rp5.226,3 triliun atau tumbuh sebesar 6,3 persen yoy. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,0 persen yoy.
Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan giro rupiah, serta uang kartal di luar bank umum dan Bank Perekonomian Rakyat (BPR).
Kemudian, giro rupiah pada Mei 2025 sebesar Rp1.803,7 triliun, atau tumbuh 6,7 persen yoy. Ini meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 5,9 persen yoy.
Sementara, uang kartal yang beredar di luar bank umum dan BPR pada Mei 2025 tercatat sebesar Rp1.033,6 triliun atau tumbuh sebesar 10,7 persen yoy. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 8,7 persen yoy.
Sedangkan, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 45,7 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.388,9 trillun, atau tumbuh sebesar 4,3 persen yoy.
Selanjutnya, uang kuasi dengan pangsa 43,3 persen dari M2 tercatat sebesar Rp4.077,3 triliun atau tumbuh 1,5 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 2,4 persen yoy. Berdasarkan komponen uang kuasi, simpanan berjangka dan tabungan lainnya tumbuh masing-masing sebesar 2,0 persen yoy dan 9,4 persen yoy. Sementara itu, giro valas terkontraksi sebesar 2,9 persen yoy.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini
-
Pengusaha Logistik Catat Pengiriman Barang Besar Tumbuh Double Digit
-
Suara.com Gandeng Bank Jago, Ajak Guru Cerdas Kelola Finansial dan Antisipasi Hoaks di Era Digital
-
Siapa Pemilik Indonesia Investment Authority? Luhut Usul Dana Rp50 Triliun untuk INA
-
Ripple Labs Siapkan Dana Rp 16 Triliun untuk Borong XRP
-
OJK Catat Nilai Kerugian dari Scam Capai Rp 7 Triliun
-
Biodata dan Karier Thomas Sugiarto Oentoro, Resmi Jabat Wakil Direktur Garuda Indonesia
-
Menkeu Purbaya Beri Diskon PPN 6 Persen untuk Tiket Pesawat Domestik Kelas Ekonomi
-
Mampukah Stimulus BLT Gairahkan Ekonomi Akhir Tahun?
-
Ada BLT Rp300 Ribu Cair Bulan Ini, Siapa Saja yang Berhak Menerimanya?