-
Kerugian scam jasa keuangan mencapai Rp7 triliun, OJK blokir rekening.
-
Modus scam tertinggi adalah penipuan belanja online dan penggunaan AI.
-
OJK fokus literasi keuangan cegah masyarakat jadi korban scam dan penipuan.
Suara.com - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan nilai kerugian dari perilaku penipuan atau scam di jasa keuangan mencapai Rp 7 triliun.
Dari nilai kerugian itu, OJK juga telah memblokir rekening sebanyak 94.344 daan 487.378 rekening yang telah dilaporkan karena terindikasi scam.
"Dan ini masyarakat yang melapor sudah sangat banyak, hampir 300 ribu sejak ini didirikan tahun lalu," ujar Friderica dalam sambutannya di Puncak Bulan Inklusi Keuangan di Rita Mall, Purwokerto, Sabtu (18/10/2025).
Kiki sapaan akrabnya menjelaskan, modus scam paling tinggi yaitu penipuan transaksi belanja online.
Ia menyebut, rerata korbannya adalah ibu-ibu yang tergiur dengan harga barang yang murah, namun barang yang diterima tidak sesuai.
"Dan ini banyak sekali modus-modus tadi ya, mengatas atau menggunakan AI, menyerupai diri seseorang gitu. Dan ini sangat mulai banyak sekali. Saya pun pernah mengalami di telepon teman yang tidak biasa menelpon gitu ya. Jadi saya sudah tahu itu scam, menggunakan AI, wajahnya sama, dengan ucapan yang sedikit berbeda memang," ucapnya.
Kiki merasa khawatir dengan pesatnya inova dan teknologi ini, modus scam akan berkembang dan makin banyak masyarakat yang menjadi korban.
Maka dari itu, OJK akan terus keliling ke daerah untuk memberikan pemahaman atau literasi soal jasa keuangan. Sehingga, banyak masyarakat yang melek dan tidak menjadi korban scam dengan berbagai modus.
Pasanya, Kiki melihat, dengan nilai kerugian scam itu, jika diinvestasikan atau disimpan di perbankan, maka akan ada perputaran ekonomi. Alhasil, menumbuhkan ekonomi dari bawah.
Baca Juga: Nama Haji Isam Dirikan Bursa Kripto, Ini Kata OJK
"Jadi ini adalah PR kita semua, makanya hari ini kita melakukan kelihatan literasi inklusi, yang intinya adalah juga mengedukasi masyarakat, supaya pertama, terhindarkan dari berbagai skam dan menipuan, yang kedua, melakukan inklusi keuangan secara bertanggung jawab," pungkasnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
Terkini
-
Rupiah Lemah Tak Berdaya Sore Ini Disebabkan Investor Cemas soal Data Cadangan Devisa
-
Kunjungi Korban Banjir Sumatera, Bahlil Janji Cabut Izin Tambang Nakal
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
Purbaya Sebut Revisi UU P2SK Perkuat Koordinasi Fiskal dan Moneter, Peran BI Makin Luas
-
Pelonggaran Moneter: BI Rate Turun, Inflasi 2026 Diprediksi Berkisar 2,94 Persen
-
Menkeu Purbaya Ingin Kelapa Sawit Tetap Jadi Tulang Punggung Industri Indonesia
-
OJK Keluarkan Aturan Baru Soal Aset Kripto, Intip Poin-poinnya
-
Harga Cabai Rawit Merah Terus Melonjak, Tembus Rp 60.000 per Kg
-
Empower Academy Raih Penghargaan ICS Awards 2025 untuk Program Pemberdayaan Komunitas
-
IHSG Menguat di Sesi I Hari Ini: DSSA Jadi Penopang, Saham-saham Big Caps Keok