Suara.com - Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi indikasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang takkan memperpanjang batas waktu penerapan tarif resiprokal pada 1 Agustus 2025.
“Tarif Trump akan berlaku efektif mulai 1 Agustus, sehingga memberikan waktu terbatas bagi negara-negara ekonomi utama untuk menyelesaikan lebih banyak kesepakatan perdagangan dengan Washington,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Akhir pekan lalu, Trump telah mengumumkan penerapan tarif 30 persen untuk Meksiko dan Uni Eropa (UE). Beberapa negara lainnya juga dikenakan tarif, seperti Jepang dan Korea Selatan yang masing-masing 25 persen, 50 persen untuk Brazil, serta 50 persen impor tembaga.
Melihat sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah utang luar negeri Indonesia pada Mei 2025 naik 4,05 miliar dolar AS atau sekitar Rp66 triliun, menjadi 435,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp7.100,28 triliun dengan asumsi kurs JISDOR BI Rp16.300 per dolar AS pada akhir akhir Mei 2025.
Utang luar negeri tersebut mencatatkan kenaikan dalam dolar AS, tetapi dalam jumlah justru menurun jika dikonversi menjadi Rupiah, yakni 31,55 miliar dolar AS atau sekitar Rp7.197,76 triliun pada April 2025 dengan asumsi kurs JISDOR akhir April 2025 Rp16.679 per dolar AS).
“Posisi ULN tersebut tumbuh 6,8 persen secara tahunan (year on year/YoY), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2025 sebesar 8,2 persen. Hal tersebut disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN di sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN swasta. Secara umum, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” ujar Ibrahim.
Nilai tukar Rupiah pada penutupan perdagangan hari Senin di Jakarta melemah sebesar 32 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.224 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.218 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.247 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.221 per dolar AS. (Antara)
Baca Juga: Banggar DPR Putuskan Nilai Tukar Rupiah di Kisaran Rp 16.300-16.800
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
BI Ungkap Bahayanya 'Government Shutdown' AS ke Ekonomi RI
-
Pensiunan Bisa Gali Cuan Jadi Wirausahawan dari Program Mantapreneur
-
Sambungan Listrik Gratis Dorong Pemerataan Energi dan Kurangi Ketimpangan Sosial di Daerah
-
Bank Indonesia Rayu Apple Adopsi Pembayaran QRIS Tap
-
Profil Cucu Eka Tjipta Widjaja yang Akusisi PT BPR Berkat Artha Meimpah
-
Kementerian ESDM Tata Kelola Sumur Rakyat, Warga Bisa Menambang Tanpa Takut
-
KA Purwojaya Alami Anjlok, Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh Terganggu
-
Update Harga Emas Antam 24 Karat 25 Oktober: Turun Tipis, Inikah Saat Tepat untuk Beli?
-
Perempuan Berdaya, Masyarakat Maju: FEB UI Selenggarakan Pelatihan di RW 11 Manggarai
-
BRI Perkuat Desa BRILiaN Lewat Bantuan Infrastruktur dan UMKM