Suara.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kembali menyoroti maraknya aktivitas judi online (judol) yang trennya terus menunjukkan kenaikan signifikan di Indonesia. Hingga saat ini tercatat sudah mencapai Rp1.100 triliun.
Ketua PPATK, Ivan Yustiavandana, menyatakan bahwa isu ini telah menjadi perhatian serius sejak lama.
"Judol sudah enggak ada keraguan naiknya luar biasa. Mengenai judol itu udah kita bahas sejak lama dari era Pak Jokowi era Prabowo kita bahas lagi masuklah ke era Asta Cita," katanya di Hotel JW Luwansa, Selasa (5/8/2025).
Proyeksi Fantastis
Ivan memproyeksikan perputaran dana judi online di Indonesia bisa mencapai angka yang fantastis, yakni Rp 1.100 triliun pada akhir 2025.
Prediksi ini melonjak 206 persen dibandingkan realisasi perputaran dana pada 2024 yang tercatat sebesar Rp 359 triliun.
Menurutnya, kemudahan akses digital menjadi pemicu utama suburnya fenomena judol.
"Akses digital yang mudah menjadi fenomena baru sehingga judol semakin tubuh subur. Berdasarkan data PPATK, perputaran dana judol ditargetkan mencapai Rp981 triliun pada 2024. Saya ditanya lagi prediksi judol akhir tahun 2025, akhir tahun Rp 1.100 triliun," jelasnya.
Pemerintah terus melakukan berbagai intervensi untuk menekan laju perputaran uang judol, mulai dari pemblokiran ribuan situs hingga jutaan rekening yang terindikasi terkait judi online. Upaya ini sempat menunjukkan hasil.
Baca Juga: Viral Masyarakat Tarik Uang Banyak dari Perbankan, Ini Respons Kepala PPATK
"Kita berhasil menekan perputaran dana sehingga perputaran dananya hanya mencapai Rp359 triliun pada 2024. Kendati begitu, angkanya masih naik 10 persen dibandingkan dengan 2023 yang mencapai Rp327 triliun. Nah, semester-I 2025 terlihat sangat sukses semester-I hanya Rp99 triliun," jelas Ivan.
Dengan tren positif pada semester pertama 2025, PPATK optimis perputaran dana judol dapat ditekan lebih jauh hingga target Rp 205 triliun.
Salah satu strateginya adalah mengurangi 50 persen akses publik untuk menekan nilai deposito masyarakat ke situs judol.
"Lalu kita hanya tekan lagi gitu. Kalau kita berhasil tekan lagi, jomplang dia akan minus sampai (deposito) Rp34 triliun. Tekanan harus tambah lagi. Jadi ini salah satu upaya kita, untuk melindungi umum," katanya.
Salah satu celah yang kerap dimanfaatkan para pelaku adalah penggunaan rekening tidak aktif atau dormant.
Ivan menambahkan, rekening dormant sangat rentan disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk menyamarkan identitas dalam aktivitas ilegal, termasuk judi online.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!
-
Citibank Pastikan Kinerja Keuangan di Kuartal III 2025 Tetap Solid
-
Alasan Indonesia Belum Jadi Raja Batu Bara Asia, Padahal Pasokan dan Ekspor Tinggi
-
APINDO: Isu Utama Bukan hanya UMP Tapi Penciptaan Lapangan Kerja Formal
-
Rupiah Merana! Dihantam Dolar AS dan Ketidakpastian The Fed