Suara.com - Bank Indonesia (BI) menceritakan perjalanan Indonesia akhirnya memiliki mata uang sendiri dalam bertransaksi.
Hal ini dikarenakan, saat Indonesia merdeka ternyata masih menggunakan mata uang asing.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan bahwa Indonesia baru menggunakan mata uang rupiah saat 2 November 1949.
Sebelumnya, selama empat tahun menggunakan mata uang Jepang dan Belanda sebagai alat pembayaran resmi.
"Rupiah itu berlaku 2 November 1949. Saat itu belum pakai uang rupiah kita masih pake uang Jepang dan Belanda. Kita harus bangga dan pahalwan itulah kita bisa merayakan kemerdekaan," kata Destry dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan di Buperta, Kamis (14/8/2025).
Untuk itu, BI meminta anak muda dan generasi lainnya untuk menghormati mata uang rupiah.
Salah satunya tidak merusak rupiah yang satu-satunya alat pembayaran sah di Indonesia.
"Jangan dibakar, jangan disetreples lalu jangan dirusak karena itu mata uang rupiah," katanya.
Dia pun mencontohkan warga negara Jepang yang menghormati mata uangnya dengan tidak merusaknya.
Baca Juga: Indonesia Ambisi Jadi Pemain Pusat Bisnis Makanan Halal di Dunia
Bahkan, yen yang sebagai mata uang resmi mereka selalu terlihat bersih.
"Kalau dinegara lain contoh di Jepang, uang itu kaisar bagaimana mereka merawat Jepang. Uang-uang Jepang itu bersih-bersih karena mereka menyimpan uang itu sangat baik,"jelas Destry Damayanti.
"Mereka bangga kaisar ada di uang tersebut. Mereka bangga dan menghormati kaisar ada di uangnya," tambah dia.
Dia menyarankan agar rupiah dijaga dengan baik serta memanfaatkannya dengan tepat.
Salah satunya ditabung sebagian untuk bisa membantu finansial nantinya.
"Paham, kita jangan foya-foya yang enggak dibutuhkan. Kita harus paham kita tabung sebagian," ungkap dia.
Berita Terkait
-
Survei BI Laporkan Kinerja Penjualan Eceran Merosot, Apa Penyebabnya?
-
961 Perusahaan Sudah Bangkrut, Ekonomi Jepang Diramal hanya 0,7 Persen
-
Bisa Ciptakan Lapangan Kerja, BI Salurkan Pembiayaan Hijau Tembus Rp 33,7 Triliun
-
BI : Perubahan Iklim Picu 40 Persen Dunia Alami Kerugian Ekonomi
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk ke Indonesia Tembus Rp9,24 Triliun
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini: Emas Antam Bertahan di Rp 2.290.000
-
Bitcoin Gagal Tembus USD 110.000 di Tengah Tekanan Opsi USD 17 Miliar, Pekan Terburuk?
-
Prediksi IHSG Hari Ini di Tengah Pelemahan Bursa Asia Imbas Tekanan Tarif Trump
-
Anggaran MBG Rp 1,2 Triliun per Hari, Begini Kata Menteri Keuangan
-
Berapa Gaji Pejabat BGN yang Urusi MBG? Ini Penjelasannya
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!