Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mempersilahkan Center of Economic and Law Studies (Celios) untuk melakukan audit mengenai data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan kedua.
Adapun, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen pada triwulan kedua.
Namun, data itu dianggap salah dikarenakan perhitungan yang tidak benar.
Wakil Kepala Badan PU Sonny Harry B Harmadi BPS mengatakan bahwa ada perbedaan proyeksi ekonomi sudah hal yang wajar. Namun, BPS menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) melalui data .
"Oh silahkan. Yang penting yang perlu dipahami perbedaan proyeksi ekonomi dari pengamat dengan publikasi BPS sering kali terjadi," katanya dalam Youtube Rhenald Kasali dalam tajuk Prabowo & Warisan Utang Jokowi: Data BPS & Suara Ekonom, dikutip Senin (18/8/2025).
Dia mencontohkan, kuartal kedua tahun 2021 di mana para ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi kita 5,5 persen.
Faktanya BPS merilis PDB itu 7,05 persen itu 2021. Jadi itu bahkan selisihnya jauh lebih besar dibandingkan sekarang yang selisinya 0,30 persen.
"Kami bekerja bukan berdasarkan persepsi. Kami bekerja seusai fakta. Beberapa teman saya yang ekonom, mereka menggunakan 7-12 indikator," kata dia.
"Kita 1058 indikator. Jadi dari situ terlihat kita bekerja sungguh-sungguh dan hati-hati," Hery menambahkan.
Baca Juga: Ngeri! Usai Bunuh Pegawai BPS Halmahera Timur Hanafi Sempat Googling 'Udah Mati Belum?'
Dia pun menjabarkan cara menghitung PDB yang dilakukan secara manual. Apalagi, ada tim khusus dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Jadi gini di BPS ada 7 unit eselon 1. Dari tujuh itu lima unit eselon 1 itu sifatnya teknis. Dan empat unit eselon 1 tugasnya mendukung satu unit yaitu namanya Deputi Neraca. Deputi Neraca yang membuat PDB. Jadi dia mencatat mendata seluruh produksi dari pertanian, industri pertambangan dan seterusnya," katanya.
Dia menekankan bahwa BPS tidak melalukan permainan dalam menghitung pertumbuhan ekonomi. Sebab, IMF fan ADB juga memperhatikan perhitungan BPS dalam menentukan pertumbuhan ekonomi.
"Kita tidak boleh main-main sama sekali dengan data. Jadi bahkan kami itu memiliki jadwal rilis satu tahun sebelumnya dan itu masuk kalender IMF, ADB dan seterusnya mereka ngelihatin itu kapan dirilis. Lalu ada lembaga internasional yang melakukan penilaian ada kinerja kantor statsik nasional World ank juga IMF juga ikut," tandasnya.
Berita Terkait
-
Prabowo Klaim Pengangguran di Indonesia Terendah, Faktanya Tertinggi di ASEAN
-
Dolar AS Ngamuk Lagi, Rupiah Tembus Rp16.169: Ternyata Ini Biang Keroknya
-
Di Balik Angka Pertumbuhan 5 Persen: Prabowo Ungkap Realitas Pahit Petani, Nelayan, dan Guru
-
80 Tahun Kemerdekaan RI: Lapangan Kerja Kurang, 7 Juta Nganggur, 70 Juta Bekerja Tanpa Jaminan!
-
Ngeri! Usai Bunuh Pegawai BPS Halmahera Timur Hanafi Sempat Googling 'Udah Mati Belum?'
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp20 Triliun, Penyerapan Melonjak Tiga Kali Lipat!
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Tak Hanya KPR, BTN Genjot Penyaluran KUR UMKM