Bisnis / Keuangan
Rabu, 01 Oktober 2025 | 15:16 WIB
IHSG awal Oktober hari ini, setelah penutupan pasar. [Suara.com/via Stockbit]
Baca 10 detik
  • IHSG ditutup melemah 0,77% ke level 8.061,06 pada perdagangan awal Oktober, dengan nilai transaksi mencapai Rp 27,32 triliun.
  • Pelemahan dipicu tekanan jual pada saham-saham besar di sektor finansial dan utilitas, termasuk BBRI, BBCA, dan BREN.
  • Beberapa saham seperti RAJA masih menunjukkan penguatan signifikan, naik hingga 14,86%.

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai bulan Oktober dengan terkoreksi signifikan.

Pada penutupan perdagangan Selasa (30/9/2025), indeks anjlok 62,18 poin atau sebesar 0,77%, mendarat di posisi 8.061,06.

Pelemahan ini mengindikasikan kuatnya tekanan jual di pasar setelah periode reli.

Performa IHSG (Selasa, 30 September 2025):

  • Level Penutupan: 8.061,06
  • Perubahan: -62,18 poin (-0,77%)
  • Nilai Transaksi: Rp 27,32 Triliun
  • Pemberat Utama: Sektor finansial, teknologi, dan utilitas

Saham Big Caps Jadi Biang Kerok

Tekanan jual pada perdagangan kemarin didominasi oleh saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps).

Sektor utilitas tercatat anjlok paling dalam hingga 2,79%, diikuti oleh sektor finansial yang terkoreksi 1,37% dan sektor teknologi sebesar 0,95%.

Secara spesifik, beberapa saham bank raksasa menjadi kontributor utama penurunan indeks.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang tekanan terbesar dengan -13,25 indeks poin, disusul oleh PT Bank Central Asia (BBCA) sebesar -10,75 indeks poin.

Baca Juga: IHSG Bangkit di Rabu Pagi, Tapi Diproyeksi Melemah

Tak ketinggalan, saham energi PT Barito Renewables Energy (BREN) juga membebani indeks dengan kontribusi -11,43 indeks poin.

Top GainersPerubahanTop LosersPerubahan
RAJA+14,86%BREN-3,1%
INET+3,52%BBRI(Sesuai data penutupan)
MMLP (Transaksi Nego Jumbo Rp 3,35 T)-BBCA-0,97%

Koreksi Wajar Setelah Pesta Reli?

Aksi ambil untung (profit taking) oleh investor menjadi sentimen utama di balik koreksi ini.

Fenomena ini dianggap wajar, terutama setelah IHSG sempat mencatatkan level rekor tertinggi dalam beberapa sesi perdagangan sebelumnya, membuat valuasi sejumlah saham menjadi premium.

Analis pasar modal memandang koreksi ini sebagai pergerakan sehat yang memungkinkan pasar untuk 'bernapas'.

Analis dari BNI Sekuritas, Andri Zakarias Siregar, pernah menyoroti level krusial yang perlu diperhatikan investor.

“Level support psikologis IHSG berada di area 8.000. Jika level ini tertembus, ada potensi koreksi lanjutan, namun secara jangka panjang tren masih positif.”

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa meskipun terjadi penurunan harian, prospek pasar dalam jangka menengah hingga panjang masih solid, sehingga investor diharapkan tidak mengambil keputusan panik.

Load More