-
Otomasi jaringan penting jaga stabilitas energi hadapi tantangan global.
-
Hitachi Energy dominasi pasar otomasi jaringan global berkat portofolio lengkap.
-
Teknologi Hitachi Energy ubah sistem konvensional menjadi smart grid tangguh.
Suara.com - Ketahanan energi global kini menghadapi tantangan besar di tengah perubahan iklim ekstrem dan ketegangan geopolitik yang mengganggu pasokan listrik di banyak negara.
Di saat banyak utilitas listrik berjuang menjaga stabilitas jaringan, teknologi otomasi muncul sebagai solusi penting untuk memastikan sistem kelistrikan tetap tangguh, efisien, dan berkelanjutan.
Perusahaan teknologi energi global Hitachi Energy menegaskan dominasinya di pasar otomasi jaringan dunia, berdasarkan laporan terbaru “Grid Automation Global Market Study 2024–2029” yang dirilis oleh lembaga riset independen ARC Advisory Group.
Dalam laporan tersebut, Hitachi Energy dinilai unggul berkat portofolio lengkap yang mampu membantu perusahaan listrik di berbagai negara memodernisasi jaringan mereka mengubah sistem konvensional menjadi jaringan pintar (smart grid) yang lebih tahan terhadap gangguan dan krisis energi.
"Otomasi jaringan kini menjadi elemen vital dalam mengoperasikan dan memelihara sistem kelistrikan modern," ujar Direktur Konsultasi di ARC Advisory sekaligus peneliti utama untuk otomasi jaringan, Richard Rys seperti dikutip, Senin (13/10/2025).
"Analisis pangsa pasar kami yang luas terhadap pemasok di ranah yang sangat kompetitif ini menempatkan Hitachi Energy di puncak daftar. Kami percaya warisan mendalam perusahaan di sektor energi, keahlian domain yang luas, ragam dan kedalaman solusi terintegrasi mereka, serta fokus kuat pada digitalisasi dan kemampuan AI/ML akan terus mendorong kepemimpinan mereka di industri," sambungnya.
Teknologi otomasi jaringan milik Hitachi Energy mencakup sistem kontrol dan manajemen jaringan, outage management, hingga perangkat berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu mendeteksi gangguan lebih cepat serta memulihkan jaringan secara otomatis.
Solusi ini diperkuat dengan infrastruktur komunikasi nirkabel dan kabel serta remote terminal unit (RTU) yang terintegrasi, memungkinkan respons cepat di lapangan ketika terjadi gangguan daya.
Managing Director Business Unit Grid Automation di Hitachi Energy, Massimo Danieli menyebut pasar otomasi kini berada di titik penting, di mana kebutuhan akan keandalan energi meningkat seiring pesatnya elektrifikasi global dan tekanan transisi menuju energi bersih.
Baca Juga: Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera
"Kami bangga bekerja sama dengan pelanggan dan pelaku industri untuk menghadirkan solusi canggih yang memodernisasi infrastruktur jaringan, meningkatkan ketahanan, dan mempercepat transisi menuju sistem energi yang lebih bersih," jelas Danieli.
Danieli menambahkan, teknologi otomasi jaringan Hitachi Energy dirancang untuk mendukung setiap tahap siklus hidup energi mulai dari perencanaan, pembangunan, hingga pemantauan waktu nyata, kontrol, proteksi, serta operasi dan pemeliharaan.
"Semua itu memastikan kinerja jaringan yang lebih aman, andal, dan berkelanjutan," katanya.
Laporan ARC Advisory juga mencatat, pertumbuhan otomasi jaringan listrik paling pesat terjadi di kawasan yang tengah membangun atau memulihkan infrastruktur pasca-bencana dan konflik.
Langkah modernisasi ini tak hanya menjaga suplai listrik tetap stabil, tetapi juga menjadi fondasi penting untuk memperkuat ketahanan energi di masa depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
IHSG Menguat Tipis di Sesi I, Tarif Trump ke China Jadi Pemicu
-
Ekonom: Freeport Buka Peluang Baru bagi Papua
-
Menegakkan Prinsip Islamic Finance dalam Pengelolaan Zakat dan Wakaf
-
Mahendra Siregar Heran Ada Pergadaian Ilegal di Dekat Kantor OJK
-
Waspada! OJK Blokir 2.422 Nomor Kontak Debt Collector dan 22.993 Nomor Penipu
-
CBRE Punya Hubungan dengan Emiten RAJA? Ini Penjelasan dan Klarifikasinya
-
Cermati Fintech Group dan Privy Gelar Sesi Edukasi Finansial Mengenai Kebebasan Keuangan
-
Inovasi dan Teknologi Jadi Kunci Kebangkitan Industri MICE Indonesia
-
Inovasi Digital Program PNM Mekaar Raih Penghargaan di IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia 2025
-
Pasar Kripto Anklok Parah, Bitcoin Diprediksi Rebound Pasca Guncangan Tarif AS-China