-
Pemerintah ajukan tambahan dana APBN ke BRI dan BNI dorong ekonomi.
-
Menkeu sebut laju pertumbuhan uang masih rendah perlu ditingkatkan.
-
BRI telah salurkan dana 90,4 persen, menunggu keputusan pencairan tambahan.
Suara.com - Pemerintah terus mendorong daya beli masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, dengan memberikan dana pemerintah atau saldo anggaran lebih (SAL) anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa telah mengajukan tambahan dana SAL yang bakal diberikan kepada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
Padahal, sebelumnya pemerintah telah menempatkan dana senilai Rp 200 triliun ke bank-bank anggota Himbara.
"Terbuka dengan penambahan dana Karena laju pertumbuhan uang (beredar) atau M0-nya baru 13 persen. Saya pikir seharusnya idealnya 20 persen lebih sedikit," kata Purbaya di Gedung DJP, seperti dikutip, Selasa (14/10/2025).
Namun, ia belum bisa memastikan berapa dana yang akan ditambah untuk dua bank ini. Adapun, saat ini pemerintah masih menyimpan uang sebanyak Rp 250 triliun di Bank Indonesia (BI).
"Kalau mau menambah pun kita nggak akan kasih tahu lagi sekarang. Karena operasi uang biasa lagi. Karena nanti orang banyak protes," bebernya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, membenarkan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan tambahan dana SAL.
Sebelumnya, BRI telah menerima penempatan dana pemerintah sebesar Rp 55 triliun. Dari jumlah tersebut, BRI telah menyalurkan 90,4 persen kepada masyarakat dan sektor usaha, menunjukkan efektivitas penyaluran.
Meskipun pengajuan telah dilakukan, ia tak merinci kapan pencairan dana tambahan tersebut akan diterima.
Baca Juga: Serapan Lambat SAL APBN Disorot Menkeu Purbaya, Ancam Pindahkan Dana Rp 15 Triliun
"Tergantung Pak Menkeu. Penyaluran dana ini diharapkan dapat lebih menggerakkan roda perekonomian dan mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi," pungkas Hery
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Bank Mandiri Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 412,13 Triliun
-
Meski Kinerja Migas Positif, Pemerintah Perlu Temukan Cadangan Minyak Baru
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Waduh, Banyak Nasabah Gunakan Pinjol Buat Main Judol
-
Serapan Lambat SAL APBN Disorot Menkeu Purbaya, Ancam Pindahkan Dana Rp 15 Triliun
-
Inflasi Indonesia Kembali Positif di September, Sentuh Laju Tercepat Sejak Mei 2024
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo