-
BPS dan ESDM tandatangani MoU perkuat sistem statistik nasional.
-
Kerja sama bertujuan hasilkan data akurat untuk kebijakan energi.
-
Menteri ESDM minta BPS hitung dampak ekonomi program strategis.
Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
MoU itu diteken langsung Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta pada Selasa (14/10/2025).
Kerja sama antar kedua lembaga itu bertujuan memperkuat sistem statistik nasional dan mendukung agenda Indonesia Maju yang berbasis pada data yang lebih berkualitas, akurat, dan terpercaya, demi kebijakan energi dan sumber daya mineral yang berdasarkan governance-based policy.
Amalia mengatakan, kerja sama antara BPS dengan Kementerian ESDM bukan suatu hal yang baru. Oleh karenanya BPS berkomitmen untuk memberikan data yang dapat membantu Kementerian ESDM dalam merumuskan kebijakan dalam sektor energi dan mineral.
"Kami ingin terus menjadi relevan dengan kebutuhan dari rumus kebijakan. Kami terus terbuka untuk terus meningkatkan akurasi dan juga variasi dari data yang masuk ke BPS untuk kami bisa menghasilkan indikator-indikator sesuai dengan kebutuhan zaman. Indikator yang terus relevan dengan kebutuhan pembangunan," kata Amalia.
Dalam kesempatan itu, Amalia juga menyampaikan pentingnya dukungan data sektoral dari Kementerian ESDM. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan ketepatan dan akurasi dalam penyusunan PDB triwulan.
"Dan kami terus berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dari angka yang dihasilkan oleh PDB," kata Amalia.
Sementara itu, Bahlil meminta agar BPS turut menghitung dampak ekonomi dari sejumlah program strategis yang sedang dan akan dijalankan Kementerian ESDM, seperti sumur rakyat, mandatori B150 dan E10.
Namun, Bahlil menitipkan pesan kepada BPS, agar tidak ragu memberikan data yang sebenarnya kepada Kementerian ESDM.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Tengah 'Reset' Tata Kelola Sektor Tambang
"Ibu tolong menyajikan data yang sesungguh-sungguhnya yang sebenarnya-benarnya. Kalau jelek, bilang jelek kalau bagus bilang bagus, karena saya ini orang dari timur ini tidak suka terlalu banyak manipulatif," tegas Bahlil.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Setelah Perusahaan Induk Pailit, Kini Dana Pensiun Sepatu Bata Resmi Dibubarkan OJK
-
Karawang Makin Dilirik, Lippoland Genjot Penjualan di Dua Kawasan Hunian
-
Mentan Amran Pastikan Temuan Kasus Pupuk Tidak Ganggu Pertanaman Petani, Stok Pupuk Aman
-
Tingkatkan Kehidupan Warga Pesisir Toisapu, PNM Bangun Akses Air Bersih
-
IHSG Rontok di Sesi Pertama Perdagangan Selasa, Ini Pemicunya
-
Dua Komisaris dan Satu Direksi Astra International (ASII) Tiba-tiba Mundur
-
BCA Syariah Dorong Pemberdayaan UMKM Lewat Semangat Keberagaman di Bali Mester
-
BRI Beri Cashback Main Padel Pakai BRImo, Cek Promonya di Jakarta Sampai Bali
-
Apa Itu Family Office yang Diusulkan Luhut Pandjaitan? Menkeu Purbaya Menolak Modali dengan APBN
-
Family Office Usulan Luhut Ditolak Menkeu, Apa Itu Gerbang Investasi Bebas Pajak Orang Super Kaya?