-
IHSG dibuka menguat 0,52 persen setelah ditutup melemah kemarin.
-
Pasar tetap hati-hati tunggu perkembangan perang dagang AS-China.
-
Sektor komoditas seperti emas dan consumer jadi alternatif investasi hedging.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Berbalik menguat pada perdagangan di awal sesi, Kamis, 16 Oktober 2025. IHSG dibuka menguat ke level 8.064.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.05 WIB, IHSG masih menghijau ke level 8.09 atau naik 0,52 persen
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 1,52 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,56 triliun, serta frekuensi sebanyak 157.300 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 279 saham bergerak naik, sedangkan 199 saham mengalami penurunan, dan 478 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, AALI, AMMN, ARTA, BBSI, BLUE, CBRE, CPIN, DSSA, FILM, IMPC, ITMG, MLPT.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, BNLI, CMRY, CYBR, FISH, FITT, GGRM, GPSO, INDR, JARR, JECC, PGUN, POLU.
Proyeksi IHSG
IHSG ditutup melemah tipis pada perdagangan Rabu (15/10/2025), seiring sikap hati-hati pelaku pasar di tengah ketidakpastian global akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih berlanjut.
Mengutip laporan Sapa Mentari dari BRI Danareksa Sekuritas, IHSG turun 0,19 persen ke level 8.051, dengan nilai net foreign sell mencapai Rp1,43 triliun.
Baca Juga: IHSG: Tertekan Jual Saham Asing Rp1,43 triliun, Diprediksi Rebound Hari Ini
Secara teknikal, area 8.000 disebut masih menjadi support psikologis yang cukup kuat bagi indeks acuan pasar saham Indonesia.
"Sentimen pasar cenderung berhati-hati menunggu kepastian perkembangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Di tengah ketidakpastian tersebut, sektor komoditas emas, CPO, dan consumer berpotensi menjadi alternatif defensif (hedging) bagi pelaku pasar," tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya, Kamis (16/10/2025).
Dari bursa global, pergerakan indeks di Wall Street terpantau beragam. Dow Jones Industrial Average melemah 0,037 persen ke 46.253,31, sementara S&P 500 menguat 0,40 persen ke 6.671,06, dan Nasdaq naik 0,66 persen ke 22.670,08.
Kinerja bursa Amerika yang tidak seragam tersebut menunjukkan masih adanya ketidakpastian arah ekonomi global. Para investor global kini menanti perkembangan hubungan dagang AS-China yang dinilai berpotensi memengaruhi rantai pasok dan perdagangan internasional.
Meski IHSG cenderung melemah, BRI Danareksa Sekuritas menilai peluang investasi tetap terbuka di sektor-sektor yang bersifat defensif. Saham-saham seperti RATU, MBMA, dan SOLA menjadi rekomendasi pilihan (stock pick) untuk perdagangan jangka pendek.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
Terkini
-
Transisi Energi Tak Hanya Soal Teknologi, Tapi Juga Inklusi dan Keadilan Sosial
-
TEI ke-40 Resmi Dibuka, Hadirkan Keunggulan Produk Indonesia Tanpa Batas
-
Harga Emas Antam Sentuh Rp 2,4 Juta per Gram, Apa Pemicunya?
-
Sebelum 'Spin-Off', BTN Syariah Bukukan Pembiayaan Tumbuh 18,2 Persen Hingga Agustus 2025
-
Arsari Tambang Mulai Kembangkan Timah Ramah Lingkungan
-
Modus Penipuan Berkedok Kerabat, OJK: Kerugian Masyarakat Tembus Rp 254 Juta
-
Pemerintah Tegaskan Komitmen Kelola Tambang untuk Kepentingan Rakyat
-
Genjot Hilirisasi Bauksit, ESDM Klaim Smelter Sudah Capai Kapasitas 17,5 Juta Ton
-
Tumbuh Melambat, Begini Langkah Bank Indonesia Kelola Utang Luar Negeri Indonesia
-
"Banyak yang Lobi" Bahlil: Takkan Mundur dari Hilirisasi, Enggan Ulang Sejarah VOC