Bisnis / Keuangan
Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:20 WIB
Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/12).
Baca 10 detik
  • IHSG dibuka menguat 0,52 persen setelah ditutup melemah kemarin.

  • Pasar tetap hati-hati tunggu perkembangan perang dagang AS-China.

  • Sektor komoditas seperti emas dan consumer jadi alternatif investasi hedging.

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Berbalik menguat pada perdagangan di awal sesi, Kamis, 16 Oktober 2025. IHSG dibuka menguat ke level 8.064.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.05 WIB, IHSG masih menghijau ke level 8.09 atau naik 0,52 persen

Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 1,52 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,56 triliun, serta frekuensi sebanyak 157.300 kali.

Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 279 saham bergerak naik, sedangkan 199 saham mengalami penurunan, dan 478 saham tidak mengalami pergerakan.

Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, AALI, AMMN, ARTA, BBSI, BLUE, CBRE, CPIN, DSSA, FILM, IMPC, ITMG, MLPT.

Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, BNLI, CMRY, CYBR, FISH, FITT, GGRM, GPSO, INDR, JARR, JECC, PGUN, POLU.

Proyeksi IHSG

IHSG ditutup melemah tipis pada perdagangan Rabu (15/10/2025), seiring sikap hati-hati pelaku pasar di tengah ketidakpastian global akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih berlanjut.

Mengutip laporan Sapa Mentari dari BRI Danareksa Sekuritas, IHSG turun 0,19 persen ke level 8.051, dengan nilai net foreign sell mencapai Rp1,43 triliun.

Baca Juga: IHSG: Tertekan Jual Saham Asing Rp1,43 triliun, Diprediksi Rebound Hari Ini

Secara teknikal, area 8.000 disebut masih menjadi support psikologis yang cukup kuat bagi indeks acuan pasar saham Indonesia.

"Sentimen pasar cenderung berhati-hati menunggu kepastian perkembangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Di tengah ketidakpastian tersebut, sektor komoditas emas, CPO, dan consumer berpotensi menjadi alternatif defensif (hedging) bagi pelaku pasar," tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya, Kamis (16/10/2025).

Dari bursa global, pergerakan indeks di Wall Street terpantau beragam. Dow Jones Industrial Average melemah 0,037 persen ke 46.253,31, sementara S&P 500 menguat 0,40 persen ke 6.671,06, dan Nasdaq naik 0,66 persen ke 22.670,08.

Kinerja bursa Amerika yang tidak seragam tersebut menunjukkan masih adanya ketidakpastian arah ekonomi global. Para investor global kini menanti perkembangan hubungan dagang AS-China yang dinilai berpotensi memengaruhi rantai pasok dan perdagangan internasional.

Meski IHSG cenderung melemah, BRI Danareksa Sekuritas menilai peluang investasi tetap terbuka di sektor-sektor yang bersifat defensif. Saham-saham seperti RATU, MBMA, dan SOLA menjadi rekomendasi pilihan (stock pick) untuk perdagangan jangka pendek.

Load More