Bisnis / Keuangan
Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:56 WIB
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. [Antara/Rivan Awal Lingga]
Baca 10 detik
  • Menteri Keuangan Purbaya menegaskan bahwa utang proyek KCIC Whoosh akan dibayar oleh Danantara, bukan menggunakan dana APBN.
  • Danantara dinilai mampu membayar utang karena menerima dividen BUMN sekitar Rp 90 triliun, cukup untuk menutup bunga tahunan KCIC sebesar Rp 2 triliun.
  • Pemerintah telah mengalihkan seluruh dividen BUMN ke Danantara agar lebih produktif dan memperkuat kapasitas pembayaran utang proyek kereta cepat.

Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali menegaskan kalau Danantara masih mampu untuk membayar utang proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh alih-alih menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Pemerintah.

Menkeu Purbaya menyebut kalau dirinya sudah berkonsultasi dengan CEO Danantara Rosan Roeslani terkait penyelesaian utang Whoosh. Ia menilai kalau skema pembayaran sejauh ini tidak ada masalah.

“Mereka (Danantara) akan purpose ke kita seperti apa. Ya kira-kira nanti kita tunggu deh seperti apa studinya. Tapi yang jelas, saya tanya ke beliau (Rosan) tadi, apakah di klausulnya yang bayar harus pemerintah?" kata Purbaya, dikutip dari Antaranews, Kamis (16/10/2025)>

"Kan yang penting, kalau yang saya tahu CDB (China Development Bank) mereka yang penting struktur pembayarannya clear. Jadi seharusnya enggak ada masalah,” lanjut dia.

Dia kembali mengatakan kalau Danantara mampu menanggung utang Whoosh karena menerima dividen BUMN sekitar Rp 90 triliun. Dana ini diklaim cukup untuk menutupi bunga tahunan KCIC senilai Rp 2 triliun.

"Sudah saya sampaikan, karena kan Danantara terima dividen dari BUMN hampir Rp 80 triliun-Rp 90 triliun. Itu cukup untuk menutupi sekitar Rp2 triliun (bunga) bayaran tahunan untuk KCIC,” imbuhnya.

Bendahara Negara memaparkan kalau nilai dividen itu bisa meningkat setiap tahun. Adapun sebagian dana saat ini sempat ditempatkan dalam bentuk obligasi Pemerintah.

Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini juga meminta Danantara mengoptimalkan penempatan dana agar lebih produktif.

Lebih lagi sebelumnya Pemerintah sudah mengalihkan seluruh dividen BUMN yang tadinya masuk ke kas negara untuk dikelola langsung Danantara. Skema ini dinilainya bisa memperkuat Danantara untuk menangani utang KCIC.

Baca Juga: Danantara Pastikan Putra-Putri Bangsa Tetap Jadi Prioritas Untuk Pimpin BUMN, Bukan Asing

“Tapi ketika sudah dipisahkan, dan seluruh dividen masuk ke Danantara, Danantara cukup mampu untuk membayar itu. Jadi bukan enggak dibayar, tapi (dibayar) Danantara, bukan APBN, kelihatannya. Arahnya saya maunya ke sana,” jelasnya.

Load More