-
IHSG menguat awal sesi perdagangan, naik 0,79 persen ke level 8.219.
-
Penguatan terbatas, pasar merespons BI tahan suku bunga 4,75 persen.
-
IHSG diprediksi bergerak terbatas cenderung melemah ikuti pasar global.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal sesi perdagangan, Kamis, 23 Oktober 2025. IHSG menguat ke level 8.179.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.06 WIB, IHSG masih menanjak naik 0,79 persen ke leve 8.219.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 1,94 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,46 triliun, serta frekuensi sebanyak 174.700 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 313 saham bergerak naik, sedangkan 207 saham mengalami penurunan, dan 436 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, ADES, BNLI, CLAY, CMRY, DCII, DUTI, FAST, GGRM, JARR, LIFE, MLPT, PGUN.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, AADI, AKSI, ASII, DATA, DSSA, DWGK, EDGE, FILM, KONI, MKPI, MPRO, PANI.
Proyeksi IHSG
IHSG diproyeksikan bergerak terbatas pada perdagangan Kamis (23/10/2025), setelah sehari sebelumnya ditutup melemah 1,04 persen ke level 8.152.
Tekanan jual terjadi usai pasar merespons keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan (BI Rate) di level 4,75 persen, atau di bawah ekspektasi konsensus yang memperkirakan adanya penurunan sebesar 25 basis poin.
Baca Juga: Harga Semen Naik Terus di Tengah Volume Lesu, Prospek Laba Raksasa Saham Tertekan?
Berdasarkan riset Sapa Mentari dari BRI Danareksa Sekuritas, pergerakan IHSG dalam jangka pendek akan berada pada area support di level 8.117 dan resistance di 8.270.
Investor hari ini juga akan mencermati rilis data M2 Money Supply Indonesia yang berpotensi menjadi katalis tambahan bagi arah indeks.
Dari sisi aliran dana asing, pasar mencatatkan net foreign buy sebesar Rp169 miliar di pasar reguler. Meski investor asing masih menunjukkan minat beli, tekanan eksternal dan kebijakan moneter domestik dinilai membatasi ruang penguatan indeks dalam waktu dekat.
Sementara itu, bursa saham global juga menunjukkan pelemahan. Di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,71% ke level 46.590,41. Indeks S&P 500 juga melemah 0,53 persen ke level 6.699,40, dan Nasdaq terkoreksi 0,93 persen ke level 22.740,40.
Pelemahan di pasar global ini turut menjadi sentimen negatif bagi pasar domestik, seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global dan arah kebijakan suku bunga di Amerika Serikat.
Dengan kondisi tersebut, analis memperkirakan IHSG akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah terbatas, sambil menanti sinyal baru dari data ekonomi dalam negeri serta perkembangan pasar global.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
BI Buka Ruang Turunkan Suku Bunga, Ini Alasannya
-
Pelototi Pedagang, Pemerintah Dirikan Satgas Pengendalian Harga Beras
-
Tak Hanya Kebijakan Sesaat, Kalangan Industri Butuh Kepastian Pemerintah Soal IHT
-
Banyak Penipuan, OJK Minta Para Ibu Jaga Rahasia Data Pribadi
-
Anak Usaha Emiten IMPC Gandeng Dua Raksasa Jepang, Ini Targetnya
-
Bos BI : Bank Masih Lamban Turunkan Bunga Kredit
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian: Antam 2,5 Jutaan, UBS dan Galeri24 Kompak Stabil
-
Harga Emas Global Anjlok Parah, Apa Penyebabnya?
-
Harga Semen Naik Terus di Tengah Volume Lesu, Prospek Laba Raksasa Saham Tertekan?
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pengusaha: Kami Butuh Kepastian Regulasi