Bisnis / Keuangan
Senin, 27 Oktober 2025 | 16:26 WIB
PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR). [ist].
Baca 10 detik
  • Laba bersih Jhonlin Agro Raya naik 44,19 persen jadi Rp 224 miliar.

  • Kenaikan laba didorong penjualan tumbuh 17,2 persen mencapai Rp 3,08 triliun.

  • Total aset dan liabilitas perseroan alami penurunan signifikan tahun ini.

Suara.com - Emiten afiliasi Haji Isam, PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) meraup laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 224,00 miliar hingga 30 September 2025. Capaian ini naik 44,19 persen dari periode yang sama tahun 2024 yang sebesar Rp 155,34 miliar.

Seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Direktur Utama JARR, Indra Irawan, melaporkan kenaikan laba itu disumbang dari nilai penjualan yang sebesar Rp 3,08 triliun di Kuartal III-205 atau naik 17,2 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,63 triliun.

Sementara, beban pokok penjualan alami kenaikan sebesa Rp 2,64 triliun, sehingga jika dikurangi pendapatan maka laba kotor JARR tercatat Rp 445,40 miliar.

Perusahaan Jhonlin Group milik Andi Syamsudin Arsyad alias Haji Isam melakukan kunjungan kerja ke PT Freeport Indonesia, Papua.

Dari sisi jumlah aset, JARR membukukkan total aset hingga 30 September 2025 sebesar Rp 3,99 triliun. Jumlah itu menurun dibandingkan posisi pada 31 Desember 2024 yang sebesar Rp 4,10 triliun.

Penurunan aset tersebut disumbang dari aset lancar terutama pada piutang usaha pihak ketiga.

Kemudian, total liabilitas yang dimiliki JARR pada kuartal III-2025 sebesar Rp 2,18 triliun atau turun dari posisi 31 Desember 2024 yang sebesar Rp 2,40 triliun.

Selanjutnya, total ekuitas perseroan juga tercatat menurun dari Rp 4,10 triliun pada akhir tahun 2024, menjadi Rp 3,99 triliun pada semblian bulan tahun 2025 ini.

Sementara, kas dan setara kas hingga 30 September 2025 tercatat sebesar Rp 256,07 miliar atau melonjak drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebeesar Rp 131,98 miliar.

Adapun, pada perdagangan hari ini, Saham JARR merosot 13,05 persen di harga Rp 3.930 per lembar saham.

Baca Juga: Analisis MSCI: Aturan Baru Free-Float Saham Indonesia, 4 Emiten Raksasa Terancam Terdepak

Load More